OELAMASI – Warga Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang beberapa waktu lalu sempat menutup akses jalan masuk proyek Bendungan Manikin. Pasalnya warga kecewa atas janji-janji realisasi ganti untung pembebasan lahan mereka.
Kepala Desa Baumata Timur Melki Humau kepada kupangterkini.com Selasa (16/3/21) menjelaskan bahwa, persoalan ini sebenarnya karena kurang komunikasi antara warga dan dinas pekerjaan umum (PU). “Sehingga warga mengambil inisiatif menutup jalan tersebut,” jelasnya.
Hal ini bermaksud agar warga dapat bertemu dengan dinas PU serta kepastian informasi pembebasan lahan mereka. “Sebelumnya, warga sudah berembuk dan menyampaikan aspirasi mereka lewat kepala dusun untuk disampaikan ke pihak PU,” tambahnya.
Namun karena mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan maka membuat warga berang. Sudah dua tahun warga dilanda pertanyaan dan mengharapkan kepastian realisasi pembebasan lahan mereka.
“Saya pribadi mendukung masyarakat namun bukan membuat rusuh, tetapi untuk mendapatkan kejelasan menyangkut ganti untung atas lahan mereka,” tegas Melki Humau
Di tempat terpisah, juru bicara warga Desa Baumata Timur menjelaskan, mereka sangat mendukung proyek Bendungan Manikin, yang sedang dikerjakan. Lahan mereka merelakan menjadi bagian proyek tanpa masalah. Namun ada perjanjian bahwa pembebasan lahan mereka akan diganti untung.
Namun hingga saat ini belum juga diberikan apa yang menjadi hak dari 34 warga pemilik lahan. “Seandainya kalau lahan dikelola selama dua tahun maka dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Karena lahan ini produktif dengan hasil hutan dan perkebunan sehingga kami sangat dirugikan dengan urusan yang berbelit,” katanya.
yandry imelson/kupangterkini.com
Komentar