Tak sekadar mencari kesalahan atau pembenaran. Biarkan urusan hukum yang berjalan ditangani oleh lembaga berwenang dengan segala kompetensinya.
Berangkat dari titik inilah, orang-orang dari NTT dapat berdiskusi tentang celah-celah pada sistem kepemiluan nasional, dengan “Naskah NTT” sebagai outputnya.
Orang NTT yang dikenal sejak jaman awal kemerdekaan punya banyak pemikir cerdas berkualitas harus ambil bagian menyusun kajian ini.
Sebab adu argumentasi saja, hanya berarti jalan di tempat, dan pada akhirnya tak memberi sumbangsih apa-apa pada kepentingan nasional yang lebih luas. Semoga dari kejadian ini, lahir “Naskah NTT” yang bisa menjawab persoalan secara holistic dan mendalam, agar kejadian-kejadian serupa tak kembali terulang di masa depan.
Ini merupakan kesempatan untuk selangkah lebih maju, berbeda dari para kerumunan yang, meminjam kata Ahok, “Orang suka mengobati demam, tapi usus buntu yang akibatkan demam tak pernah ditangani.”
Joaquim Rohi. RUDN University Moscow. Member IRYA – Indonesia – Russia Youth Association.
Komentar