KUPANG – Motif maupun kronologis pembunuhan Astrid Manafe bersama putranya Lael, hingga saat ini belum dibuka oleh penyidik reserse kriminal umum (Reskrimum) Polda NTT. Alasannya klasik masih terus dilakukan penyidikan serta pengembangan.
Namun, berbagai informasi serta dugaan bahwa ada pelaku lain selain Randy yang sudah ditetapkan sebagai tersangka terus bermunculan. Soal siapa yang menjemput kedua korban pertama kali kian terkuak.
Melalui kakak sulung mendiang, Jakson Manafe mengungkapan kepada kupangterkini.com bahwa yang menjemput adik bungsu dari rumah orang tua mereka yakni teman dekatnya berinisial A. penjemputan itu terjadi pada malam 27 Agustus 2021 sekita pukul 20.00 WITA.
“Dia teman akrab Astrid dan sering datang ke sini (Rumah ayah mereka). Yang pasti polisi sudah mengambil keterangan darinya. Saat Astrid tak pulang-pulang, A juga datang pada kami dan jelaskan bahwa Astrid dijemput menuju tempat kos B, teman Astrid juga,” ucapnya kepada kupangterkini.com Jumat (10/12/21) saat ditemui di rumah orang tuanya.
Lanjut Jakson, setelah sampai di kosan B daerah Oebobo, saat itulah Astrid kemudian dijemput lagi oleh seseorang. Namun baik A maupun B tidak mengetahui lagi siapa yang menjemput, karena sebelum itu handphone Astrid berdering dan terjadi percakapan.
“Setelah dijemput seseorang itulah, baik A maupun B putus kontak. Telepon selularnya mati dan tak bisa dihubungi lagi. Keduanya juga bingung, Astrid entah kemana,” rincinya.
Mengetahui Astrid dan Lael belum balik-balik ke rumah, keluarga berusaha mengontak kedua teman itu untuk menanyakan. Namun jawaban keduanya juga tak banyak membantu, karena mereka tidak mengetahui keberadaan Astrid dan Lael, pasca dijemput tersebut.
Berselang sebulan kemudian, pada 30 Okober Ibu dan anak ini ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa tanpa identitas. Jasad ibu dan anak tersebut ditemukan oleh pekerja proyek penggalian pipa SPAM kali Dendeng di Penkase, Oeleta.
Dan sebulan kemudian, pada 25 November, pihak kepolisian baru berhasil mengidentifikasi secara jelas. Saat itulah pihak keluarga diperbolehkan melihat langsung jenazah yang sudah dalam keadaan tak utuh lagi.
Hingga saat ini keluarga masih terus menanti kabar terbaru dari pihak kepolisian serta berharap kasusnya segera tuntas. “Kami keluarga tentunya berharap kasus ini segera terungkap dan semakin jelas serta pelaku dihukum dengan hukuman yang maksimal,” imbuh Jakson.
laporan : yandry imelson
Komentar