OELAMASI – Seorang gadis remaja mengalami kejadian yang tidak mengenakkan, ia dianiaya serta diperkosa oleh pria tidak dikenal. Kejadian tersebut dialaminya di persawahan Mangga lima, kelurahan babau, kecamatan Kupang Timur, kabupaten Kupang.
Menanggapi kejadian yang menggemparkan warga kelurahan Babau tersebut, Pdt Boy Neppa S.Th, M.Th, pendeta gereja Getsemani Babau yang ditemui kupang terkini.com Selasa (30/11/21) mengatakan bahwa, sangat menyesalkan peristiwa yang terjadi tersebut. “Karena, paling tidak ini mempengaruhi situasi dan keadaan kita masyarakat kelurahan Babau, yang sudah lama situasi ini tidak pernah terjadi ditengah – tengah kita,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa peristiwa ini tentunya menjadi preseden buruk bagi kelurahan Babau. “Saya sebagai pribadi, sebagai tokoh agama mengutuk dengan keras peristiwa ini dan semoga pelakunya cepat ditangkap sehingga memberikan rasa aman kepada kehidupan kita,” lanjutnya.
Selanjutnya, Boy juga menilai situasi yang terjadi akibat ketidak siapan orangtua dalam membekali kehidupan anak – anak usia remaja. “Dalam hal ini peran orangtua sebagai pihak yang membimbing mereka, keberadaan kita sebagai orangtua diharapkan mampu terus memantau mereka sehingga apa yang dilakukan diluar rumah dapat terus kita pantau, sehingga secara psikologis anak – anak kita terkontrol,” tambahnya.
Lanjut Boy, peran orangtua dalam memahami kondisi anak usia remaja harus benar – benar terkontrol. “Kalau kita longgar dalam proses ini, berarti anak – anak kita diluar jangkauan pengamatan kita yang membuat mereka dalam keadaan sulit bahkan mengalami situasi yang tidak kita inginkan,” jelasnya.
Berikutnya, ia menambahkan orangtua harus mampu mengontrol pergaulan anak usia remaja sehingga dapat meminimalisir pergaulan yang tidak berfaedah. “Salah satu hal yang penting dan menjadi catatan bagi kita bahwa, keluarga itu menjadi tempat kita belajar berbagai banyak hal, termasuk pendidikan seksual sejak dini dalam artian memberikan pengertian kepada mereka tentang bagaimana menjaga area sensitif dalam tubuh mereka, sehingga mereka dapat sungguh – sungguh menjaganya, bagaimana bersikap sehingga mereka tidak kehilangan arah,” tegasnya.
Boy juga menegaskan pentingnya orangtua terus bergumul dengan kehidupan anak – anak. “Jangan pernah berhenti mendoakan, menyerahkan mereka kepada bimbingan dan penyertaan Tuhan sehingga Tuhan selalu menyertai langkah mereka,” himbaunya.
Terakhir, Boy berharap melalui kasus ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat kelurahan Babau. “Untuk bagaimana kita sebagai masyarakat mampu untuk berpikir mengamankan situasi dan keadaan, termasuk memperhatikan orang – orang baru yang tidak kita kenal bisa menanyakan keberadaan mereka, sehingga tidak melakukan hal – hal yang tidak sesuai di kelurahan Babau,” tandasnya.
Senada dengan pernyataan Pdt Boy Neppa, petani lokasi persawahan kelurahan Babau, Lois Maakh mengutuk peristiwa yang mencoreng nama kelurahan Babau tersebut. “Kami masyarakat yang jelas mengutuk keras perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, apalagi perbuatan tersebut menyeret anak dibawah umur,” tegasnya.
Menurutnya, sebagai masyarakat kelurahan Babau mengharapkan kejadian tersebut tidak terjadi lagi. “Oleh karena itu, perhatian masyarakat akan keamanan lingkungan sangat penting, artinya jangan menunggu pihak keamanan untuk hadir, tetapi masyarakat bisa menciptakan keamanan diwilayahnya masing – masing, dalam artian turut berpartisipasi untuk mengantisipasi perbuatan – perbuatan yang tidak terpuji,” ujarnya.
Ia juga berharap kepada warga agar selalu waspada dan mengantisipasi aktivitas orang baru yang masuk ke wilayah Babau. “Apalagi daerah sepi di wilayah kita cukup banyak, misalnya area persawahan apalagi di bagian arena pacuan kuda itu banyak kedatangan tamu – tamu tak diundang,” tandasnya.
laporan : yandry imelson
Komentar