MENYIKAPI kondisi merebaknya Covid-19 di provinsi NTT yang kian menaik Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) mengeluarkan himbauan untuk jemaatnya melalui surat gembala pada Jumat (15/1/2021). Surat yang ditandatangani ketua Sinode Pdt Dr Mery LY Kolimon dan Sekretaris Pdt Yusuf Nakmofa, MTh. Berikut saduran asli surat itu.
Puji Tuhan yang telah memelihara kita hingga hari ke-15 tahun yang baru ini. Kita percaya bahwa dalam segala situasi Allah kita Imanuel, Ia beserta kita. Keyakinan bahwa Allah beserta kita memberi kita daya untuk melayani bersamanya melawan kuasa sakit dan kematian di tengah-tengah ancaman pandemic Covid sekarang ini.
Untuk itu, menyikapi perkembangan peningkatan jumlah orang terpapar Covid-19 secara sangat signifikan di beberapa wilayah pelayanan GMIT, MSH GMIT memandang perlu untuk menyampaikan beberapa hal.
1. Seluruh pelayanan gereja di tiga klasis di wilayah pemerintah Kota Kupang (Klasis
Kota Kupang, Kota Kupang Barat, dan Kota Kupang Timur) diselenggarakan di rumah masing-masing anggota jemaat, mulai 15 Januari sampai 29 Januari 2021. Hal itu termasuk persidangan majelis jemaat dan persidangan majelis klasis di ketiga klasis tersebut.
Penentuan waktu ini berdasarkan pertimbangan waktu 14 hari efektif untuk menekan penularan virus Covid-19, sekaligus memperhatikan Surat Edaran Walikota Kupang no. 004/HK.188.45.443.1/1/2021.
2. Bagi jemaat-jemaat di kota kabupaten dan kota kecamatan di luar tiga klasis ini, jika kecenderungan angka paparan covid meningkat maka dapat menyesuaikan dengan melakukan ibadah di rumah-rumah jemaat. Hal ini termasuk pemberhentian semua kegiatan pelayanan gereja yang mengumpulkan orang selama 14 hari ke depan.
3. Meskipun semua bentuk pelayanan diberhentikan namun fungsi pendampingan pastoral dari presbiter (terutama pendeta) tetap dilaksanakan dengan menggunakan alat pelindung diri (APD).
4. Bagi segenap jemaat GMIT di wilayah yang lain tetap menata pelayanan berdasarkan
SOP yang dikeluarkan MSH pada Bulan Oktober 2020 (mengenai zona hijau, kuning,
dan merah).
5. Kami meminta segenap jemaat GMIT melanjutkan doa-doa keluarga setiap jam 7
malam ditandai dengan bunyi lonceng gereja.
6. Para pendeta di tiap klasis melanjutkan doa bulanan setiap tanggal 10.
7. Karena pemerintah Indonesia telah memulai vaksinisasi Covid-19, kami meminta majelis jemaat, majelis klasis, dan majelis sinode untuk melaksanakan edukasi, komunikasi, dan informasi bagi jemaat-jemaat di sekitar vaksinasi agar semua orang mendukung dan memberi diri guna vaksinasi pada waktu yang akan diatur oleh pemerintah. Kita perlu bersikap kritis terhadap berbagai informasi pro-kontra terhadap vaksin ini di tanah air.
8. Ibadah penguburan bagi jenasah anggota jemaat yang terpapar Covid-19 tetap mengikuti protokol yang diatur pemerintah dan SOP yang dikeluarkan Majelis Sinode pada Oktober 2020.
Namun setelah masa isolasi mandiri keluarga selesai, kami meminta majelis jemaat melakukan ibadah penguatan dan syukur bagi keluarga dengan mengikuti liturgi yang akan dikirim oleh MS. Ibadah dimaksud dapat dilaksanakan di gedung kebaktian atau rumah keluarga duka. Hal ini disesuaikan dengan ketersediaan ruangan/tempat dengan memperhatikan protokol kesehatan.
9. Mengingat makin meningkatnya ancaman pandemi Covid-19, kami meminta semua
jemaat dan klasis GMIT yang belum membentuk tim tanggap Covid-19 agar segera
membentuk. Bagi jemaat dan klasis yang sudah memiliki, tim kami minta untuk
bekerja lebih serius untuk mendampingi jemaat-jemaat dalam masa yang sulit ini, baik untuk pastoral, edukasi, advokasi, pemberdayaan jemaat, dan berbagai kebutuhan lainnya.
10. Bagi setiap jemaat yang anggota jemaatnya terkonfirmasi covid-19 agar segera melaporkan ke dinas kesehatan atau fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas untuk mendapat pelayanan. Koordinasi dengan pihak kesehatan dibantu oleh tim tanggap covid di masing-masing jemaat.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak/Ibu sekalian, kami ucapkan limpah terima kasih.
Mari kita terus berdoa meminta kemurahan Allah Tritunggal untuk menguatkan kita semua dan memberi kita hikmat untuk menata pelayanan gereja di masa-masa sulit ini agar kita tetap menjadi berkat bagi masyarakat, bangsa, dan semesta. (*)
Komentar