KUPANG – Pemeriksaan terdakwa Randy Badjideh oleh Jaksa Penuntut berlangsung dengan tensi cukup tinggi. Pasalnya, pertanyaan baik dari Jaksa maupun Majelis Hakim kebanyakan dijawab lupa, tidak ingat dan mungkin.
Pada tanggal 28 Agustus 2021 ketika kejadian yang merenggut nyawa Astrid dan Lael, Randy menceritakan bahwa sebenarnya dia sempat meminta anak Lael untuk dibawa ke Rote. Hanya Lael dan dia tidak bisa bersama – sama dengan Astrid karena sudah punya keluarga.
Darisinilah Astrid merasa hancur, kecewa dan sedih hingga menangis mempertanyakan bagaimana dengan dirinya yang sudah berpacaran 14 tahun dengan Randy tanpa kata putus. Kemudian, menurut Randy, Lael dicekik oleh Astrid.
Awalnya Randy berpikir kalau itu hanya gertakan almarhumah saja, namun setelah beberapa saat ternyata Lael masih saja dicekik. Melihat itu Randy geram dan kemudian menepis tangan Astrid, tidak berpengaruh maka ia langsung mencekik Astrid dengan amarah yang memuncak hingga akhirnya meninggal.
Satu hal yang menjadi kejanggalan dimata Jaksa yakni Randy mempunyai waktu mencekik Astrid selama lima menit hingga meninggal namun tidak memilih menyelamatkan Lael. Randy kemudian menjawabnya bahwa dia terlalu emosi terhadap Astrid.
Jaksa kemudian menyatakan bahwa Lael bisa saja selamat andaikan Randy mau menyelamatkan anak yang ingin dibawanya ke Rote tersebut. Jaksa menambahkan dengan geram atau bisa saja terdakwa memang ingin keduanya hilang (lenyap) sehingga tidak ada usaha menyelamatkan Lael yang notabene darah dagingnya.
laporan : yandry imelson
Komentar