Rumah Tanpa Pintu Serta Jendela

Kabupaten Kupang1837 Dilihat

OELAMASI – Lima bulan sejak ditinggal pergi sang istri untuk selama – lamanya, Markus Daga, 40, hidup bersama empat orang anaknya di Kelurahan Tuatuka, Kabupaten Kupang. Kehidupan mereka jauh dari kata berkecukupan dan serba kekurangan.

Keadaan keluarga tersebut memang cukup memprihatinkan. Markus tinggal bersama tiga orang anak perempuannya, yang paling besar berumur 13 tahun, sedangkan putranya sedang bekerja di Kupang guna membantu ekonomi keluarga.

Markus Daga menceritakan kisah hidupnya kepada kupangterkini.com Sabtu (3/7/21) bahwa, istrinya meninggal bulan Februari lalu. Sejak saat itu, putrinya yang baru menginjak kelas VI SD itu yang membantunya merawat kedua adiknya, “terkadang kalau saya pergi bekerja menjadi buruh bangunan ataupun mengumpulkan kayu bakar untuk dijual, dia yang menjaga kedua adiknya yang masih kecil,” ujar Markus.

Ia menambahkan bahwa, anak – anaknya sangat mandiri di usia mereka yang masih sangat belia. “Kalau saya tidak dirumah, mereka bertiga sendiri saja di rumah dan tidak pernah mengeluh,” tandasnya.

Sementara itu, ketika melihat langsung kondisi rumah Markus Daga cukup memprihatinkan, hanya berlantaikan tanah, beratap daun, tanpa pintu rumah serta jendela. Bahkan tanpa listrik sekalipun, mereka hanya memakai penerang dirumah tersebut dengan lampu pelita.

Melihat keadaan tersebut, banyak kalangan yang bersimpati terhadap keluarga tersebut. Abdi Selly, salah satu alumni SMP Negri 2 Kupang yang sore tadi membawa beberapa bingkisan bantuan kepada keluarga tersebut mengatakan bahwa mereka juga tersentuh dengan keadaan Markus serta anak – anaknya. “Kami mengetahui keadaan keluarga bapak Markus dari postingan yang ada di media sosial sehingga kami tergerak ingin membantunya,” ujarnya.

Ia menambahkah bahwa, setelah melihat langsung keadaan keluarga tersebut memang pantas untuk mendapatkan bantuan. “Saya sendiri ketua komunitas Lampu 18 Kota Kupang yang bergerak di bidang sosial, apapun yang bisa kami lakukan untuk masyarakat kami siap membantu dengan kemampuan kami,” tegasnya.

Ia juga berharap, agar pemerintah setempat bisa membantu keluarga tersebut. “Kalau dari kami, tolonglah, minimal ada akses listrik masuk ke kampung ini, biar bukan bapak Markus saja yang mendapat listrik tapi semua warga di daerah terpencil dapat menikmati penerangan, jangan hanya di pinggir kota saja,” tambah Abdi.

Selanjutnya, ia juga mengharapkan ada bantuan lagi dari donatur – donatur lain, bisa membantu keluarga tersebut. “Paling kurang lampu charger maupun buku tulis agar anak – anak bapak Markus dapat belajar dan menikmati penerangan,” tandasnya.

laporan : yandry imelson

Baca Juga :  Pemuda Babau Bangun Rumah Korban Badai Seroja
Baca Juga :  Mahasiswa Cabuli Bayi Berusia Setahun

Komentar