Tetap Bertani Meski Pandemi Covid-19 Merebak

Features881 Dilihat

JALAN Polisi Militer Oebobo, Kota Kupang telah dikenal karena lahan pertaniannya yang subur. Di jalan tersebut tidak hanya bertengger bangunan-bangunan kantor, tetapi juga lahan pertanian yang menjadi tempat kerja para petani menafkahi hidup. Para petani di tempat tersebut tetap menjalankan aktivitas untuk mengurus lahan pertanian mereka seperti biasa, sekalipun kota Kupang sekarang ini telah masuk dalam cengkeraman covid-19.

Salah satu petani bernama Willian Oematan, 73 yang diwawancarai kupangterkini.com pada Minggu (31/1/21), mengakui bahwa dirinya sebagai petani tetap menjalankan pekerjaan seperti biasanya sekalipun sadar bahwa covid-19 sudah merebak. “Kalau saya tetap bekerja seperti biasa, demi kebutuhan hidup sehari-hari sekalipun saya mendengar bahwa covid-19 sudah muncul di Kota Kupang sekarang ini,” tegasnya.

Terkait dengan kekhawatiran terhadap covid-19 yang virusnya bersifat menular, William juga mengakui bahwa dirinya juga merasa khawatir akan keberadaan virus tersebut. Kekhawatiran itulah yang mendorong dirinya untuk berhati-hati saat berjalan keluar dari rumah, terutama untuk membeli bibit jagung yang dijual di toko. “Saya sendiri tetap berhati-hati saat keluar dari rumah di tengah pandemi sekarang ini, terutama saat saya mau membeli bibit jagung di toko. Jangan sampai hal itu membuat saya sendiri terpapar virus tersebut,” kata William.

Dalam observasi yang dilakukan kupangterkini.com, diketahui bahwa William Oematan memiliki lahan pertanian seluas dua hektar yang terbentang mulai dari halaman belakang Sekolah Kasih Yobel hingga menuju depan jalan dekat kantor Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur. Lahan seluas dua hektar tersebut ditanami empat jenis tumbuhan yang meliputi padi, jagung, pohon lontar, dan pohon pisang. Keempat jenis tumbuhan tersebut menurut pantauan semuanya masih terlihat subur saat musim penghujan ini. Selain itu dalam usaha untuk meningkatkan pasokan air di musim kemarau, William juga memasang dua sumur bor yang keberadaan airnya aktif mulai dari Januari hingga Juli.

Baca Juga :  10 Napi Korupsi Menghuni Lapas
Dua sumur bor yang digunakan sebagai penampung air cadangan saat musim kemarau tiba (Foto : Aldy/kupangterkini.com)
Dua sumur bor yang digunakan sebagai penampung air cadangan saat musim kemarau tiba (Foto : Aldy/kupangterkini.com)

“Saya telah tinggal di Kota Kupang untuk bertani sejak tahun 1957 silam. Hasil pertanian ini saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehari-hari. Di samping meningkatkan kebutuhan pangan, saya juga bekerja sebagai petani untuk menyekolahkan ketujuh anak saya. Untungnya, sekarang ini mereka semua telah selesai sekolah, dan tugas saya saat ini pun hanya berfokus pada pengolahan lahan ini,” tuturnya. (geraldy batara)

Komentar