Usai kunjungan, Doni Monardo kembali ke Larantuka, Flores Timur. Malam hari, Doni mengajak peserta rapat koordinasi penanganan bencana NTT via zoom yang berlangsung di rumah jabatan bupati Flores Timur untuk belajar dari kisah kearifan lokal Soleman. Seseorang yang dituakan, lalu dipilih menjadi Ketua RT, akan sangat didengar oleh warganya.
Tak bisa dibayangkan seandainya Soleman tidak menggedor-gedor rumah warga, bisa dipastikan jumlah korban jiwa akan lebih banyak.
Sejatinya, peran warga sangat besar dalam mengatasi bencana alam. Bahkan, 80 persen, Tindakan penyelamatan korban dilakukan oleh warga itu sendiri. “Jadi budaya gotong royong harus dimasukkan dalam program mitigasi bencana,” tandas Doni Monardo.
Apa yang dilakukan Soleman, sejalan dengan yang kerap diingatkan Kepala BNPB Doni Monardo. Yakni para pejabat pemerintah terutama bupati, wali kota, camat dan kepala desa kiranya aktif mengikuti informasi cuaca oleh BMKG. Kalau seandainya daerah terdampak, maka harus memberi info kepada warga.
Misal malam, curah hujan tinggi, rumah di lereng/kaki bukit sebaiknya mengungsi dulu. Agar bisa menghindari terjadi longsor, pohon tumbang. Bagi yang rumahnya dekat sungai, lembah, sebaiknya mengungsi, mengamankan barang berharga.
“Setiap jam, harus ada piket, siaga, bergantian masyarakat membagi tugas, semacam siskamling bencana. Sehingga ketika ada potensi terjadi banjir bandang, masyarakat bisa mengetahui lebih dini,” ajak Doni.
laporan Egy dan Roso dari Alor/BNPB
Komentar