Pengolahan Sampah Mengunakan EM ( 2-habis)

Features1437 Dilihat

DI tengah kekalutan yang terjadi di TPA, Pak Oles punya pengalaman saat mengontrak TPA di Suwung – Denpasar selama lima tahun dari 2000 – 2005 seluas 3 hektar berkat ilmu yang diperolehnya di Jepang. DI TPA itu, Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M Agr mulai membuat pupuk Bokashi dari sampah kota. Produknya diberi nama Bokashi Kotaku. Tidak kurang dari 10 ton bokashi dibuat setiap hari dan laku dijual kepada petani.

Di TPA itu, juga Wididana berinisiatif untuk pelihara sapi. Berawal dari 15 ekor dan berkembang secara alami menjadi 71 ekor diakhir masa kontrak. Di TPA dapat juga dipelihara burung dara, cacing, ayam dan cendawan.
Setiap kali truk sampah datang ,sembari sampah diturunkan, sampah itu disemprot dengan EM aktif menggunakan power sprayer. Langsung sapi- sapinya datang melahap sampah basah, bersama sama dengan para pemulung yang mengumpulkan plastik, logam, kardus sesuai kebutuhannya.

Larutan EM selain disemprotkan pada sampah juga dibuatkan bak agar mudah bagi sapi untuk minum. Sapinya turut disemprot atau dimandikan dengan EM aktif yang telah diencerkan dengan air.
Semua sapi itu hidup berbandar langit (tanpa kandang) beranak pinak secara alami di TPA. Sapi itu tampak sehat karena mandi dan minum EM, gemuk-gemuk karena makanannya berlimpah. Alangkah murahnya memelihara sapi puluhan ekor tanpa membeli pakannya.

Pupuk Bokashi yang diproduksi dan dijual untuk umum berkualitas prima tidak ada yang komplin. Pada akhir masa kontrak, 1 ekor sapi dipotong dan dagingnya dianalisa oleh BPPH. Ternyata dari analisa BPPH Bali tersebut, dagingnya juga berkualitas prima, tidak ada indikasi mengandung logam berat. Hal ini tentu tidak terlepas dari pengaruh bakteri EM beserta enzim yang diproduksinya.

Baca Juga :  Masyarakat Belum Taati Waktu Pembuangan di TPS

Untuk TPA seluas 20 hektar, memerlukan EM asli dan molase masing-masing 5 liter setiap hari. Sebelum digunakan, EM asli itu dibiakkan terlebih dahulu menjadi 100 liter yang disebut EM aktif. Dari EM asli menjadi EM aktif diperlukan waktu fermentasi 7 hari.

Untuk keperluan ini dibutuhkan tandon air berkapasitas 100 liter. Sesaat sebelum aplikasi, EM aktif diencerkan dengan air menjadi 10.000 liter (100 kali dari volume semula). Inipun memerlukan tandon air sebanyak 10 buah yang masing-masing berkapasitas 1000 liter. Larutan ini dibagi atas dua bagian untuk disemprotkan dua kali sehari, yakni jam 09.00Wita dan jam 04.00 Wita sore.

Apabila kegiatan ini dilakukan setiap hari, pemulung selain mengoleksi barang bekas juga bisa membuat pupuk organik Bokashi yang dapat dijual kepada petani. TPA tidak cepat meluas, bau busuk dapat ditanggulangi.

Baca Juga :  Manfaat Kapal Bantu Rumah Sakit bagi Indonesia

Demikian juga kerumunan lalat dan kecoak. Pengelolaan TPA seperti ini sangat murah, mudah dan ramah lingkungan. Selanjutnya TPA akan menjadi tempat menambang pupuk organik dan para petani tidak tergantung lagi dengan pupuk kimia. (*)

Komentar