Apakah ada kaitan antara memandang era Uni Soviet secara positif dengan tingkat kepercayaan pada teori konspirasi bahwa Covid-19 adalah senjata biologis?
Pertama, soal ketidakpercayaan terhadap eksistensi pandemi (dan virus Covid-19) ini bukan semata domain Rusia, tapi juga Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika. Baik dari kalangan bawah, menengah, hingga elitnya. Dari beberapa temuan di Eropa dan Amerika, banyak orang baru percaya ketika mengalami atau terinfeksi dan merasakan gejalanya secara langsung, atau ketika orang terdekatnya terpapar virus ini.
Sejak awal pandemi tak sedikit orang percaya bahwa Covid-19 ini adalah senjata biologis, yang dibuat oleh negara tertentu, karena itu mereka hanya akan percaya antidote (obat atau vaksin) buatan negara masing-masing, dengan kata lain tak percaya dengan antidote dari sumber lainnya.
Ini juga menjelaskan mengapa di Ukraina angka vaksinasi rendah sekali, sebab pemerintah Ukraina mendatangkan vaksin dari India yang mereka tak percaya. Vaksin Covishield adalah nama lokal India dari AstraZeneca buatan Inggris. Meski mencatat 1,3 juta kasus dengan kematian akibat Covid-19 mencapai lebih dari 26.000 jiwa, data menunjukkan bahwa 47 persen warga Ukraina menolak untuk mendapatkan vaksin Covishield tersebut.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, meminta kepada pemimpin Uni Eropa agar membantu mendatangkan vaksin ke Ukraina atas nama solidaritas politik dan geopolitik, sejak Rusia menolak menyalurkan Sputnik V ke negara tersebut
(https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-ukraine-president-idUSKBN2AU1GD)
Komentar