Pak Pendeta yang Kini Kesandung Pilkada

Features3672 Dilihat

NAMA Orient Patriot Riwu Kore, tiga hari terakhir menghiasi jagad dunia maya. Gegara status kewarganegaraan yang membingungkan. Kendati memenangi pemilihan kepala daerah Sabu Raijua, namun status sebagai pemenang dengan suara terbanyak masih dipersoalkan.
Adalah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kabupaten Sabu Raijua yang awal memantik persoalan kewarganegaraan ini. Semenjak ditetapkan sebagai calon bupati berpasangan dengan Thobias Ully akhir tahun silam, sudah ada keraguan dalam seleksi administrasi.

Kecurigaan Bawaslu itu diekspresikan dengan mengirim surat kepada Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat di Jakarta mempertanyakan status warga negara Orient. Surat Bawaslu itu baru dijawab awal bulan ini, dengan penegasan yang bersangkutan masih jadi warga negara Paman Sam itu.
Ketua Bawaslu Provinsi NTT Thomas M Djawa, meragukan surat dari kedubes itu, namun isu ini sudah bergulir jauh. Keraguan itu mencuat karena dalam surat eletronik itu tidak terdapat stempel kedubes.

Silang sengkarut informasi begitu cepat terjadi dari ibukota Jakarta. Semua pihak yang terkait dengan masalah ini sudah bicara, mulai dari mendagri hingga anggota DPR berkomentar. Ada usulan penundaan pelantikan, juga perlu investigasi hingga pembatalan kemenangannya dalam pilkada Sabu Raijua.

Menyimak penjelasan Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh bahwa dari data kependudukan, Orient masih memiliki Nomor Induk Kependudukan DKI Jakarta. Status dalam database sistem kependudukan (Simduk) terdata 1997 sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dengan alamat Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok Jakarta Utara.

Kemudian pada 19 Februari 2011 NIK Simduk tersebut dikonversi menjadi NIK Nasional sebelum program e-KTP. Selanjutnya 28 Agustus 2018, Orient melakukan perekaman e-KTP di Jakarta Utara dengan alamat Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok. Pada 10 Desember 2019, Orient melakukan pindah ke Kelurahan Melawai Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan Nomor SKPWNI/3172/10122019/0096. Zudan mengatakan bahwa pada 30 Juli 2020, Orient mengajukan perpindahan dari Jakarta ke Kelurahan Nunbaun Sabu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

Baca Juga :  Oreint Tak Pernah Lapor Pelepasan Kewarganegaraan

Lalu pada 3 Agustus 2020 Kepala Dinas Dukcapil Kota Kupang mengajukan permohonan surat penerbitan SKPWNI Orient P Riwu Kore kepada Kepala Suku Dinas Dukcapil Jakarta Selatan dengan nomor surat DKPS.KK.470/651/VIII/2020. Pada tanggal 3 Agustus 2020 diterbitkan SKPWNI pindah dengan Nomor: SKPWNI/3174/03082020/0083.

Terlepas dari apapun keputusan akhirnya, sosok Orient Patriot Riwu Kore patut dijadikan kebanggaan bagi orang NTT perantauan. Sederet pengalaman hebat ditorehkan lelaki keturunan Sabu ini. Dari jejak digital terungkap, putranya Franklin Riwu Kore berdinas di Angkatan Darat Amerika Serikat (US-Army). Franklin adalah sniper hebat keturunan Indonesia yang pernah bertugas di Suriah.

Catatan antvklik.com pada November 1019 menyebutkan, Franklin Riwu Kore adalah putra pertama pasangan Orient Patriot Riwu Kore dan Trini Martinez. Adiknya bernama Jessica Riwu Kore kuliah keperawatan di South Western College, San Diego. Keduanya lahir di Amerika Serikat.

Baca Juga :  Kami Hanya Urusi Data Kependudukan

Ayahanda Franklin dan Jessica yaitu Orient Patriot Riwu Kore adalah evangelis. Ama Ori, begitu panggilan akrab Orient Patriot, merantau ke Amerika sejak 1993 untuk menyelesaikan sekolah pasca sarjananya. Tahun 1996, Ama Ori menikah dengan Trini Martinez, seorang perempuan cantik keturunan Yahudi – Spanyol.

Sejak tahun 2000 -2006, Ama Ori mengajar dan menjadi pendeta di gereja yang dibentuknya sendiri, Christian Orient Center. Kini ia (sejak 2007) masih bekerja di General Dynamics (BUMN-nya Departemen Pertahanan Amerika Serikat khusus untuk pembuatan kapal Induk dan kapal-kapal tempur). Di sini Ama Ori menjabat Direktur Planning and Budgetting.

Perjalanan panjang hingga menjadi peraih suara terbanyak pilkada Sabu Raijua masih belum berakhir. Kakak dari walikota Kupang ini perlu waktu dan tenaga lagi menghadapi dan menyelesaikan kemelut ini.

(berbagai sumber/andi pah, yan imelson)

Komentar