DENPASAR – Pecahnya bentrokan di Simpang Batas Dukuh Sari, Jl Pulau Roti Denpasar, Bali pada Selasa (21/6) dinihari, dipicu sentimen perorangan. ‘’Tak ada bentrokan antar dua kelompok Etnis,’’ tegas Kaplresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas saat memberikan penjelasan pada wartawan, Selasa (21/6) siang.
Menurutnya peristiwa itu hanya masalah individu saja. Kesimpulan ini diambil usai Polresta menggelar pertemuan dengan Desa Adat Pedungan beberapa tetua kelompok pemuda yang bertikai.
Kapolresta hadir langsung menemui wakil Bendesa Adat Pedungan serta pihak paguyuban yang menaungi pihak yang bertikai. Bambang didampingi Kapolsek Denpasar Selatan Kompol I Made Teja Dwi Permana menjelaskan pertemuan tersebut sebagai bentuk sinergi dengan pihak desa selaku komponen Sipandu Beradat.
Tujuannya agar dapat bersama-sama menjaga masalah ini tidak meluas dan mengantisipasi peristiwa serupa terjadi lagi. ‘’Kami berdayakan Sipandu Beradat,” tandas Bambang.
Perseteruan kedua kelompok pemuda itu bermula karena ada salah paham antara dua pria yang saling mengenal di kawasan Pelabuhan Benoa. Diduga masalah belum selesai di lokasi itu, hingga berlanjut menjadi bentrokan di Banjar Dukuh Pesirahan yang merupakan tempat tinggal salah satu pria tersebut.
Peristiwa ini merupakan rentetan dari cekcok melalui sambungan telepon antara dua orang dianggap senior dari dua kelompok. Lalu John Key yang berasal Sumba bersama kelompoknya mencari dan mengeroyok Niko seorang pemuda Maluku yang bekerja di Pelabuhan Benoa.
laporan: sitri s
Komentar