Menjelang Pilkada, Kampanye Hitam Bermunculan

Politik680 Dilihat

KUPANG – Beredar isu kampanye hitam (Black Campaign) yang menyeret nama pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yakni Ansy Lema dan pasangannya Jane Natalie Suryanto. Untuk itu, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI NTT menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar dan tak sesuai fakta.

Sekretaris DPW PSI NTT, Junaidin yang dikonfirmasi kupangterkini.com Rabu (20/11/24) menyampaikan bahwa Allen Daud Dukabain yang ditengarai melakukan kampanye hitam telah resmi keluar dari keanggotaan PSI NTT sejak bulan Agustus 2024. Bersamaan dengan keluarnya Jane Natalia Suryanto dari partai tersebut.

“Keputusan tersebut juga melibatkan beberapa kader lainnya yang memutuskan meninggalkan PSI. Saya mau tegaskan bahwa yang bersangkutan sudah keluar dari anggota PSI NTT dan hal ini dibuktikan dengan surat pemecatan,” ungkap Jun.

Ia menambahkan bahwa jika ada pihak yang mengaitkan Allen Daud Dukabain dengan PSI, maka hal tersebut tidak sesuai dengan fakta. “Tadi juga tim Siaga sudah menghubungi saya dan saya sudah tegaskan bahwa yang bersangkutan tidak lagi menjadi bagian dari PSI NTT,” tegasnya.

Baca Juga :  Paslon Melki - Johni Dituding Money Politik, Bawaslu : Tak Penuhi Unsur Pidana

Junaidin juga menambahkan bahwa pihaknya mendukung proses hukum yang berlaku untuk menuntaskan kasus ini. “Harapan kami, silakan yang bersangkutan diproses sesuai hukum yang ada, kami tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan hal ini,” ujarnya.

Untuk itu, DPW PSI NTT meminta semua pihak untuk mengedepankan fakta dan tidak memanfaatkan isu politik untuk melakukan black campaign. Sehingga tercipta suasana politik yang sehat dan adil selama masa pemilihan.

Baca Juga :  Surat Suara Tak Tersegel, Peserta Ramai - Ramai Protes

Untuk informasi, beredar baliho yang memuat foto pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur NTT Nomor Urut 3 yakni Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu (SIAGA) dan mantan gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Didalamnya tertulis “Lanjutkan Program Masuk Sekolah Jam 5 Pagi” yang dimana merupakan kebijakan kontroversi gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat.

laporan : yandry imelson

Komentar