KUPANG – Dalam pra rekonstruksi pembunuhan ibu dan anak yang diperankan langsung tersangka RB alias Randy di lapangan Makopolda NTT terdapat 21 adegan. Dari semua adegan yang diperagakan, ternyata Randy membunuh Astrid karena emosi melihat Lael dibunuh oleh Astrid.
Mengomentari hal tersebut, penasehat hukum keluarga, Herry Battileo mengatakan bahwa, ia sempat protes menyangkut plat nomor mobil dan bukan Randy sendiri yang mengemudikan mobilnya. “Tapi alasan dari penyidik bahwa ini masih pra, sehingga untuk menganalisis masuk ke rekonstruksi nanti, sehingga ini akan dipakai sebagai bagian dari penyidikan,” jelasnya.
Menurut Herry, ia bersama keluarga masih mempercayai kinerja kepolisian dan bekerja secara profesional untuk mengungkap kasusnya secara transparan. “Harapan keluarga yaitu dituntaskannya kasus ini secepatnya,” tambahnya.
Herry juga melanjutkan bahwa dari track record GPS belum bisa dilihat sebenarnya. “Karena dia berapa menit perjalanan, ini kan ada GPS sebenarnya sebagai bukti petunjuk, sehingga kami harapkan pada saat rekonstruksi dia (Randy) sendiri yang membawa kendaraan tersebut dan plat nomor dipasang sehingga kita tahu arahnya,” lanjut Herry.
Ia juga menegaskan bahwa, pra rekonstruksi yang digelar belumlah mencapai akhir. “Karena ini belum final, kita masih ragu oleh karena itu kita mempercayai penyidik untuk bisa membuka keraguan ini secara transparan,” ucapnya.
Keraguan yang dimaksud Herry adalah saat Randy memindahkan jenazah korban. “Keraguan kami pada saat dia memindahkan korban dari tempat duduk depan ke belakang dan pada saat dia angkat,” ungkapnya.
Herry juga mengatakan bahwa Astrid adalah seorang olahragawan yang dimana pada saat kejadian pasti ada perlawanan. “Kami ragu pelaku bukan tunggal, sehingga ini kami minta kepada penyidik kerja keras, supaya kami keluarga bisa merasa ada keadilan,” pungkasnya.
Berikutnya, kuasa hukum keluarga, perwakilan Aditia Nasution and Partners menyatakan bahwa, kalau dilihat dari total 21 adegan pada pra rekonstruksi masih sangat janggal. “Memang masih sangat janggal ya, ketika kita melihat seorang RB ini melakukan sendiri, tapi kita serahkan kembali ke kepolisian pastinya dari hasil ini nanti ada pengembangan yang lain. Mudah – mudahan nanti pada saat rekonstruksi itu biar lebih jelas lagi, kita semua mari sama – sama berdo’a biar ini lebih jelas lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Jakson Manafe, kakak kandung korban menambahkan bahwa, jalannya adegan pra rekontruksi yang dilaksanakan belum maksimal. “Jadi, kami berharap penyidik lebih berhati – hati dalam melihat gerakan – gerakan yang dilakukan oleh tersangka, apakah memang benar dia sendiri melakukan itu,” ungkapnya.
Lanjutnya, semuanya tentu nanti akan dikaitkan lagi dengan bukti fisik jenazah. “Kami percaya bahwa penyidik sudah tahu, sementara memegang bukti fisik dari jenazah jadi apa yang dilakukan oleh pelaku tentunya akan disinkronkan. Kami ragu karena tadi adegan hanya mencekik saja tidak ada adegan lain,” tandasnya.
laporan : yandry imelson
Komentar