Konsumsi Dexamethasone dan Chloroquine Harus Rekomendasi Dokter

Berita Kota1110 Dilihat

KUPANG – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Yoseph Nahak mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan obat dexamethasone dan chloroquine secara sembarangan dalam rangka penyembuhan covid-19. Hal tersebut dikarenakan, penggunaan kedua jenis obat ini bagi pengobatan penyakit yang disebabkan virus corona harus sesuai rekomendasi dokter.

“Dexamethasone dan chloroquine pada dasarnya adalah jenis obat yang keras dan menimbulkan efek samping yang berbahaya. Adalah ironis, jika dibeli secara inisiatif dan dikonsumsi secara sembarangan,” kata Yoseph Nahak dalam wawancara via telepon dengan kupangterkini.com, Kamis (11/2/21).

“Penggunaan obat ini hanya atas rekomendasi dokter. Dan tentunya ada indikasi yang sudah ditetapkan,” ujar dia.

Baca Juga :  Propam Polda NTT Segera Proses Oknum Polisi Nagekeo

Yoseph Nahak menjelaskan, penggunaan dexamethasone hanya berlaku untuk pasien covid-19 dengan gejala berat yang memerlukan alat bantu pernapasan atau ventilator dan terapi oksigen. Sedangkan chloroquine, hanya boleh digunakan pasien covid-19 dengan kategori, yakni mereka yang berusia di bawah 50 tahun, mereka menjalani rawat inap dan mereka yang tidak memiliki penyakit jantung. “Dan juga tidak timbul efek samping yang berat, kalau timbul harus kita hentikan segera,” ujarnya.

“Tentunya pertimbangan ini yang menjadi dasar pemberian obat itu tidak boleh digunakan secara sembarangan,” tambah Yoseph Nahak.

Selain itu, obat hydroxychloroquine untuk pasien virus corona masih diperbolehkan.
Alasannya, hydroxychloroquine tidak meningkatkan risiko kematian pada pasien covid-19. Hal itu dikatakannya berdasarkan hasil penelitian, yakni risiko meninggal dunia pasien covid-19 tanpa diberi hydroxychloroquine lebih tinggi dibanding pasien yang diberikan obat tersebut.

Baca Juga :  TNI – Polri Bikin Kampung Tangguh di Pariti

“Artinya dia tidak meningkatkan risiko kematian. Yang kedua adalah lama rawat terlihat lebih sedikit (ketika pakai hydroxychloroquine). Ini baru hasil data awal,” katanya.

Yoseph Nahak juga meminta, konsumsi hydroxychloroquine juga harus mendapatkan pengawasan serius dari dokter sehingga konsumsi obat tersebut bisa berdampak positif pada tubuh pasien covid-19.

(geraldy batara/kupangterkini.com)

Komentar