Perangi Pandemi, Kolaborasi Menjadi Hal Penting

Berita Kota1817 Dilihat

KUPANG – Bagi Gereja Katolik, setiap 11 Februari memperingati hari orang sakit sedunia. Hari orang sakit, awal mulanya ditetapkan Bapa Suci Santo Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1992, dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993.

Bapa Suci menetapkan hari orang sakit sedunia, setahun setelah didiagnosa menderita parkinson awal 1991. “Hari khusus untuk doa dan berbagi, untuk mempersembahkan penderitaan kita,” kata Santo Yohanes Paulus II saat itu.

Mengenai hari raya orang sakit sedunia tersebut, kupangterkini.com melakukan wawancara dengan Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Kupang, RD. Gerardus Duka pada Kamis (11/2/2021).

Sebagai perwakilan Uskup Agung Kupang, RD. Gerardus mengatakan, pesta Bunda Maria dari Lourdes dipilih menjadi hari orang sakit sedunia, berhubung banyak peziarah dan pengunjung di Lourdes yang telah disembuhkan melalui doa-doa Bunda Perawan.

Baca Juga :  Herry Battileo Mundur dari Kuasa Hukum Keluarga Manafe

“Pemilihan 11 Februari juga punya makna mengikutsertakan Bunda Maria dalam permohonan akan kesembuhan,” kata RD. Gerardus Duka.

Terkait dengan sikap Gereja Katolik saat masa pandemi corona di hari orang sakit sedunia, RD. Gerardus Duka mengatakan bahwa pihak Gereja tidak menutup mata pada derita manusia saat pandemi.

Komentar