Jangan Terkecoh Harga Tinggi, Merobek Kantong

Features767 Dilihat

TANAMAN  hias (ornamental plant), tanaman untuk keindahan, awalnya adalah tanaman biasa saja. Tanaman liar yang bisa tumbuh di alam yang mungkin tidak berharga karena manusia belum memberikan harganya.

“Namun saat manusia menemukan keunikannya yakni daun berbentuk jantung Keladi Hitam yang keindahan dan kelangkaannya mampu memberikan kedamaian hati, lalu manusia memberikan harganya. Selain itu, manusia memperbanyak dan menjualnya serta bisa menjadikan tanaman hias tersebut sebagai bisnis atau industri,” kata pionir pertanian organik di Indonesia, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr di Denpasar.

Memperbanyak tanaman hias dalam skala besar, lanjut Wididana, misalnya jenis anggrek, pakis, palem dan sebagainya  dilakukan dengan teknik kultur jaringan, persilangan antar sel tanaman secara mikro dan membuat generasi mutasi di laboratorium dengan teknik bioteknologi.

Perbanyakan atau pembibitan tanaman hias secara tradisional dilakukan dengan biji, stek batang, stek daun, pemisahan akar atau stek batang akar atau bonggol tanaman sesuai dengan jenis tanaman. Ilmu pengetahun menyoal proses memperbanyak dan menyilangkan tanaman disebut dengan plant breeding dan plant propagation.

Baca Juga :   Menko Meninjau, Doni Memantau

Jenis tanaman yang diunggulkan sebagai tanaman hias yang ngetop atau ngetrend tergantung dari informasi pedagang. Tanaman hias yang ngetrend setiap tahun berubah, dan tergantung  selera pasar. “Semakin unik, langka dan menarik tanaman tersebut, jika informasinya tepat dan bisa diminati konsumen, maka tanaman tersebut akan dicari untuk dipelihara, dinikmati keindahannya dan dikembangkan untuk bisnis,” kata pria yang lazim diakrabi Pak Oles itu.

Karena itu, jangan pernah terkecoh dengan informasi tanaman hias yang kadang-kadang menyesatkan dan bisa merobek kantong, bisa menghasilkan uang dari bisnis tanaman hias dengan membeli bibit mahal dan memeliharanya. Kadang justru bibit yang sudah dibuat banyak akan menjadi sampah karena tidak laku maka konsumen atau pebisnis pemula tanaman hias menjadi bengong dan bingung karena uang tidak kunjung datang.  Contoh bisnis tanaman hias yang membikin zonk adalah tanaman gelombang cinta dan janda bolong.

Tanaman keladi berbatang hitam ini saya temukan di pinggir selokan di samping rumah, kecil dan bertunas daun tegak.  “Saya menyapa, ‘Wow, kamu cantik sekali, kenapa di sini sendiri? Di mana keluargamu dan teman temanmu?” Dia menjawab, “aku terseret arus banjir melalui selokan rumah indah entah di mana, Batang kecilku tersangkut di rerumputan pinggir selokan, aku bertahan dalam lembab, air, panas dan angin. Untungnya tunasku muncul dan akarku bisa mencengkeram di tanah. Aku bisa bertahan di sini dari awal musim hujan tahun lalu’’.

Baca Juga :   Surat dari Moskow, Setahun Bersama Hadapi Pandemi

Berikutnya, tanaman keladi berbatang hitam itu saya pelihara dan tumbuh menjadi tanaman hias, yang selalu menghibur saya saat memandangnya. Dia saya letakkan di depan meja kebun, yang selalu saya lirik karena unik dan memiliki sejarah menarik.

Daun keladi hitam berwarna hijau tua dan hijau muda, berbatang warna coklat kehitaman. Daunnya besar berbentuk jantung dengan tulang daun yang kuat, dinding daun berombak melengkung nan halus.

Daun berbentuk jantung yang kokoh melambangkan cinta kasih yang kuat dan besar, yang ingin ditunjukkan oleh tanaman kepada manusia, “Tunjukkanlah cinta kasihmu kepada manusia, kepada sesama seperti daun jantungku ini”.

Setiap saya galau, jenuh atau marah, saya memperhatikan daun jantung keladi hitam itu, dan saya merasakan hati saya menjadi damai kembali.  Agrotherapy ini akan anda mengerti jika anda melakukan dan merasakannya. Rasakan dan tebarkan cinta kasih saat memperhatikan daun berbentuk jantung. (albert kin)

Komentar