Dulu, Anak yang Hidup di Pesisir adalah Kekayaan, Kini Ancaman

Hukum & Kriminal165 Dilihat

KUPANG – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Save the Children Indonesia dan Yayasan CIS Timor dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Australia melalui DFAT–ANCP meluncurkan Program Generation Ready (GENRE), sebuah program inisiatif berdurasi dua tahun yang berfokus pada peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan anak-anak serta komunitas sekolah dasar di wilayah pesisir terhadap dampak perubahan iklim dan bencana alam.

Peluncuran program ini digelar di Hotel Neo Kupang pada Selasa, 21 Oktober 2025. Kegiatan resmi dibuka oleh Ruth Diana Laiskodat, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Provinsi NTT, yang hadir mewakili Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena.

Dalam sambutan yang dibacakan Ruth D. Laiskodat, Gubernur NTT menyampaikan apresiasi atas kehadiran program GENRE. Ia mengatakan bahwa bagi anak-anak yang tumbuh di pesisir Nusa Tenggara Timur, laut adalah halaman depan, tempat bermain sekaligus sumber kehidupan. Menurutnya, garis pantai bukan sekadar batas geografis antara daratan dan air, melainkan urat nadi budaya dan ekonomi yang telah menopang generasi. Namun, halaman depan yang dulu ramah kini perlahan berubah menjadi sumber ancaman.

Baca Juga :  Sekolah Jam Lima Pagi, Masih Ujicoba

“Perubahan iklim secara sistematis mengikis keamanan anak-anak melalui naiknya permukaan air laut, abrasi yang tak henti-henti, dan badai yang semakin ganas. Dalam menghadapi realitas ini, menanamkan kesadaran akan perubahan iklim sejak dini kepada anak-anak sekolah di pesisir NTT bukan lagi sekadar tambahan kurikulum, melainkan sebuah strategi pertahanan fundamental untuk membangun generasi yang tangguh dan menjadi garda terdepan dalam mitigasi bencana pesisir,” tegas Ruth.

Baca Juga :  Permohonan Ira Ua Ditolak

Sementara itu, Haris Oematan, Direktur Yayasan CIS Timor, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memperkuat Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dengan fokus pada perlindungan anak di wilayah pesisir NTT yang kerap mengalami kekeringan dan bencana hidrometeorologi akibat perubahan iklim.

“Kami menemukan bahwa kelompok paling rentan di wilayah ini adalah anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas. Karena itu, program ini memastikan partisipasi mereka dalam setiap proses dan pengambilan keputusan di tingkat sekolah dan komunitas,” jelas Haris.

Dari Save the Children Indonesia, Wiwied Trisnadi, Senior Manager Humanitarian Operation of Partnership and Humanity, menjelaskan bahwa program ini akan dilaksanakan selama dua tahun di Kabupaten Kupang dan Sumba Barat Daya.

Baca Juga :  PT Flobamor Segera Gelar RUPS

“Program ini berfokus pada dua aspek utama yakni pendidikan dan perlindungan anak. Kami ingin memastikan bahwa sekolah dan anak-anak di wilayah pesisir memiliki kapasitas dan ketangguhan yang lebih baik untuk menghadapi ancaman perubahan iklim,” ungkap Wiwied.

Acara peluncuran ini dihadiri oleh lebih dari 80 peserta yang merupakan perwakilan dari berbagai unsur, termasuk dinas dan badan di lingkup pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Kupang, seperti BPBD, Dinas Pendidikan, Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup, serta perwakilan dari BMKG dan lembaga teknis lainnya.

laporan : yandry imelson

Komentar