OELAMASI – Politik kabupaten Kupang memanas saat mendekati pemilihan bupati dan wakil 27 November mendatang.
Kabar miring terkait masing – masing paket Paslon masif beredar, mulai dari paket Gemoy hingga paket Korsa tak luput dari pemberitaan miring.
Sebelumnya, masyarakat disuguhi polemik mobil dinas yang dipakai oleh Yos Lede. Terbaru, proyek Pantai Teres serta Fatubraon yang menyasar Korinus Masneno, mantan bupati periode lalu yang dianggap mubazir berujung kegagalan.
Mengomentari terkait proyek teres, ketua tim pemenangan paket Korsa (Korinus Masneno dan Silvester Banfatin) Yohanis Mase menyatakan bahwa namanya manusia, ada program yang jalan selesai dan belum selesai itu biasa.
“Lalu kita bilang itu simbol kegagalan, itu terlalu cepat dan pernyataan yang tendensius,” ucapnya kepada kupangterkini.com Kamis (14/11/24).
Menurutnya, tim sukses dan pasangan calon harusnya menjual ide, program dan gagasan sehingga masyarakat bisa menentukan pilihan.
“Negara ini negara hukum, kan belum ada pernyataan bersalah terkait teres,” tambahnya.
Anis mengatakan bahwa proyek seperti teres ini hal yang biasa, program yang ada dalam 5 P, pariwisata.
“Ini sebenarnya harus dikritisi jauh sebelum pelaksanaan, itu baru namanya kita mengawasi, masalah istilah simbol kegagalan ini muncul ketuka pilkada itu yang tidak fair,” tegasnya.
Itulah mengapa ia menganggap biasa, kodrat manusia tidak ada yang sempurna. “Setiap pekerjaan ada yang kurang, ada yang berhasil ada yang tidak bershasil kalau sempurna itu milik Tuhan, sayangnya adalah ketika proyek ini berjalan kita diam – diam saja, kalau saya ingatkan terus,” tambah Anis.
Jadi, pernyataaan yang menukik bahwa sumber kegagalan ini muncul pada situasi pilkada. “Jadi ini karena Pilkada dan sangat tendensius, kunci itu,” tandasnya.
laporan : yandry imelson
Komentar