LUMAJANG – Hari masih pagi benar. Matahari baru mulai siap siap menyinari jalan jalan di seputaran Kota Lumajang, pusat ibukota Kabupaten Lumajang. Arus lalu lintas mulai tampak bergerak ramai. Jalanan pada ruas jalan di Jl Kyai Ilyas 46 Lumajang tampak ramai dan bersolek. Ya mumpung suasana tujuhbelas Agustusan masih sangat terasa.
Seorang suami atau kadang berganti isterinya terlihat sedang berdiri ďi samping gerobak jualan seperti sedang berjualan.
Ternyata anggapan saya sangat keliru meskipun suasana yang sangat langka itu sering saya temui saat hendak berbelanja di pasar, mall atau toko-toko di areal pusat keramaian. Lebih dari itu bukan pula sebuah gerobak yang dijadikan jualan mereka saban hari.
Lantas? Dia dan suaminya sedang membagikan sedekah kepada khalayak ramai dari titipan òrang lain buat dibagikan kepada mereka yang membutuhkan sarapan pagi setiba di rumah seusai beraktivitas di pagi hari tanpa merasakan tindakan ”konyol” itu sebagai sebuah beban kehidupan.
Bagi mereka yang saat Jumat itu sedang merasa cukup berada, biasanya siap bersedekah kepada sesamanya yang membutuhkan.
Setiap nasi bungkus dan sebuah botol air kemasan dibagikan secara gratis kepada pengguna jalan raya tanpa membeda bedakan sesamanya yang lewat dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB.
Biasanya para pegawai toko kecipratan juga menikmati menu yang siap disantap itu.
Menurut Mbak Isyah yang didampingi suaminya Pak Yusup, acara bagi bagi nasi secara gratis tersebut sudah lama digelar di seputaran kota berjuluk Kota Pisang Lumajang tersebut. ”Saya membagikan nasi pemberian orang ini sudah hampir 6 tahun. Semua harus digratiskan kepada sesamanya setiap Jumat dalam setiap bulan tanpa mengenal siapa orang yang menyumbang tersebut, ” jelas ibu Isyah yang juga pemilik warung makan yang lokasinya sangat strategis itu.
Menurut Ibu Isyah, selain di Jl Kyai Iliyas, juga biasa terdapat pemandangam serupa bisa disaksikan di areal Alun Alun Kota, Plaza Lumajang, Klojen, Jl Sutoyo, Pasar Baru dan dekat Alun Alun. Biasa setiap Hari Jumat ada saja orang kaya yang membagikan rezekinya kepada sesamanya yang lain. Jika bukan nasi’ mereka dikirimi uang untuk dibuatkan masakan agar bisa dibagikan secara gratis kepada mereka yang membutuhkkan.
”Ada yang transfer uang sampai jutaan untuk dibuatkan masakan dan dibagikan kepada sesamanya,” ujarnya sembari menyajikan kopi kepada Kupang Terkini.Com.
Terus ibu Isyah buatin nasih plus bungkusan sehàrga uang yg ditransfer. Sebuah potret unik dan langkah di kota Lumajang. Biasanya berlangsung jam 6 sampai jam 1 siang.
redaksi kupangterkini.com
Komentar