Selain itu, Wiily yang disinggung kenapa memilih olahraga Sepak Takraw, ia katakan bahwa Takraw mewakili tipenya dulu yang gemar berjibaku dilapangan.
“Karena posisi sebagai Smash, saya yang jiwa petarung suka yang keras, bukan seperti beladiri tapi kaki harus lurus dan berusaha keras bisa berputar (salto) itu jiwa petarung saya terpacu,” ujarnyi.
Menekuni atlit Sepak Takraw hingga lulus SMA, Willy kemudian berhenti total ketika mulai berkuliah.
“Terkadang rindu dan ketika menonton pertandingan seperti kaki ini gemetaran pingin main, namun kalau sekarang sudah tidak selincah dulu,” tambahnya.
Selain kesibukan kuliah yang makin bertambah, arah tujuannyi telah berubah yang dulunya keras berlatih menjadi atlit perlahan pudar.
“Mulai berbeda dari lingkup pergaulan, banyak mulai mengenal banyak orang akhirnya mengenal dunia lain dan berkhir menjadi lurah seperti sekarang,” kenangnyi.
Terakhir, ia berharap olahraga Sepak Takraw kembali dihidupkan kembali dan menyamai olahraga lain seperti Sepak Bola dan Bulutangkis yang animonya tinggi.
“Sempat terpikir, lebih bagus Takraw dilatih sejak dini, karena takraw juga olahraga yang indah dengan mengutamakan sklill baik tendangan, salto, blok dan lain sebagainya harusnya bisa dihidupkan kembali,” tandasnyi.
laporan : yandry imelson
Komentar