Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Gus Margiono
Jeka Reader
Jeka RiP ; P Margiono. Now ketiga tokoh yang pernah membuat sejarah Pers Indonesia bisa bersilahturami lagi,yaitu : BM Diah dengan Koran Merdeka, Harmoko dengan Pos Kota dan Margiono dengan Rakyat Merdeka. Silahkan kongsi bikin koran baru disana dengan nama Suara Surga bukan Angin Surga.
Buzzer NKRI .
Selisih 7 tahun kok melambangkan peralihan generasi to Bah? Kalo selisih 17 th baru cocok melambangkan peralihan generasi kayaknya
Teguh Wibowo
Bagaimana pagimu itulah harimu. Pagi2 baca disway disuguhi tulisan tentang kematian. Membuat saya seharian ini merenung agak liar, kira2 bagaimana nanti saya akan mati, oleh sebab apa, diumur berapa dan dlm kondisi bagaimana. Wallahualam.. Tentu kita semua menginginkan sebuah kematian yg indah dari versi kita masing2. Ada sebuah penelitian tentang kematian, yg kesimpulan akhirnya cukup menohok. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa semua responden yg menjadi objek penelitian tsb percaya bahwa suatu saat dirinya pasti akan mati, kematian adalah sebuah keniscayaan, tidak ada responden yg membantah fakta tersebut. Namun ternyata hanya sedikit responden yg percaya dan berpikir bahwa kematian kemungkinan bisa terjadi pada dirinya dalam waktu dekat. Banyak yg berpikir dan yakin kalau masih memiliki waktu yg panjang. Sebuah refleksi buat diri kita bahwa ternyata begitulah cara kita memandang kematian. Merenung tentang kematian jg membuat saya teringat sebuah ungkapan “banyak sedikitnya pelayat yg hadir di pemakamanmu nanti akan sangat tergantung pada cuaca di hari itu”. Ungkapan sederhana yg bermakna sangat dalam. Siapa saja nantinya yg akan hadir di pemakaman kita dan seberapa banyak orang yg datang, bukanlah tolak ukur kebaikan kita. Toh kita yg meninggal pun tidak akan tahu. Namun harapan dari kita sebagai orang yg nanti bakal meninggal tentu ingin dikenang sebagai orang yg memiliki arti bagi orang2 terdekat kita. Allahuma firlahu,, warhamhu waafihi, wafuanhu.. nderek belasungkawa atas meninggalnya sahabat Pak DI, semoga diampuni semua dosa2nya & diterima semua amal baiknya.. amin.
Kacrut Kucrut
Usul Boss…. Bikinkan semua sahabatmu itu, eh karyawanmu ding, buku biografi. Karena semua sahabatmu adalah pejuang pers. Bikinkan museum para sahabatmu itu di setiap grup media yg ada. Biar penulis/wartawan muda kebagian juga rezeki sampai mereka sendiri nantinya juga bakal dibikinkan buku biografinya. Aku agak beruntung pernah menjadi karyawanmu di salah satu grup mediamu di Sumatera. Hanya saja tidak sempat menjadi sahabatmu. Itu yg aku sesalkan. Semoga program usulanku ini direspon ya Bos. Karena aku telah melihat teman2 ku pergi satu persatu, tanpa dikenang. Tanpa mereka bisa bercerita kepada generasi penggantinya.
Budijani Sudartha
Wah turut berduka dan berdoa utk Mas Margiono, beliau adalah satu2nya orang yang menggegerkan sekolah bahasa kami di Amerika Serikat, krn tidak pernah masuk sekolah dan malah keluyuran di daerah2 Amerika dan sebelum waktunya pulang sudah muncul di Jakarta utk mendalang. Pontang panting saya mencarinya tapi lega juga sudah menemukannya “sedang mengangkat suluk”. Sejak itu kami bersahabat. SELAMAT JALAN MAS MARGIONO, TUNGGULAH KAMI MENONTONMU MENDALANG DI SURGA SEGERA.
Pryadi Satriana
Manusia bagai embun pagi muncul sebelum fajar menyingsing lenyap sebelum surya terangkat bisa berikan jejak? kenangan indah? mimpi buruk? bayangan abu? siapa beri jejak itu? aku? kamu?
Komentar