Tidak Mudik, Selamatkan Keluarga dari Covid-19

Nasional839 Dilihat

JAKARTA – Perayaan Idul Fitri 1442 H tak lama lagi. Berkumpul dengan sanak saudara di kampung menjadi tradisi bagi setiap individu yang merayakannya.

Namun, di tengah pandemi Covid-19 yang masih merebak pemerintah mengimbau warga untuk bersabar dan merayakan hari raya bersama keluarga secara virtual. Hal tersebut sangat beralasan mengingat virus SARS-CoV-2 dapat menular melalui perantara manusia.

Semakin tinggi mobilitas seseorang, potensi penyebaran Covid-19 kepada orang-orang terdekat bahkan orang tua di kampung halaman. Masyarakat tentu tidak ingin kejadian di India terjadi di Tanah Air.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa badai infeksi virus Corona telah mengguncang negaranya. Di sisi lain, data badan PBB untuk kesehatan dunia (WHO) mencatat lebih dari 16 juta kasus konfirmasi positif di India saat ini, dengan angka kematian mencapai lebih dari 180 ribu.

Baca Juga :  Dugaan Korupsi dalam Lelang Saham PT. GBU oleh PPA Kejaksaan Agung RI Berpotensi Rugikan Negara Triliunan Rupiah

Ini menjadi peringatan dini kepada masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami hal serupa. Belajar dari beberapa pengalaman libur panjang atau mudik, angka kasus konfirmasi positif Covid-19 mengalami kenaikan. Fenomena ini yang harus dihindari bersama jelang hari raya Idul Fitri.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan masyarakat untuk bersabar dalam menghadapi pandemi. Salah satunya menahan diri untuk tidak mudik dalam merayakan hari raya bersama orang tua. Langkah ini sangat penting dilakukan demi kepentingan yang lebih besar bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Kenapa tidak boleh mudik karena manusia menjadi perantara membawa virus Covid dari satu daerah ke daerah lainnya,” imbau Doni melalui pesan digital, Minggu (25/4/21).

Baca Juga :  Bergerak lewat Musyawarah Rakyat Indonesia

Kenaikan warga terkonfirmasi dapat terjadi apabila masyarakat menolak untuk bertindak atau tetap melakukan mudik. Memutuskan tidak mudik bertujuan untuk menghargai sesama, terlebih orang tua atau sanak saudara di kampung halaman.

“Yang berbahaya adalah mereka yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala,” tambahnya.

Setiap hari, penularan Covid-19 masih terjadi. Di Indonesia, Covid-19 rata-rata memakan 4 nyawa manusia setiap jamnya.

“Terutama saudara-saudara kita yang sudah lanjut usia, kakek, nenek, bahkan orang tua kita. Jangan sampai kita menjadi pembawa virus mematikan ke kampung halaman pada Lebaran ini,” ucap Doni.

Sepanjang Ramadan, pemerintah telah mengambil kebijakan tegas peniadaan mudik dengan tujuan untuk mencegah hilangnya nyawa yang lebih banyak dari penularan Covid-19. Total kasus konfirmasi per hari ini (25/4) mencapai total 1.641.194 kasus, sedangkan total kasus meninggal 44.594.

Baca Juga :  Kapolda NTT Divaksin Sinovac

siaran pers bnpb

Komentar