KUPANG – Dampak bencana yang ditimbulkan siklon tropis Seroja, hingga dua pekan berlalu masih sangat terasa. Sejumlah daerah di Kota Kupang terkena dampaknya, salah satu daerah yang belum pulih adalah pesisir pantai Oesapa.
Pendeta GMIT jemaat Betel, Oesapa, Ina Djahimo Maahuri, STh, menjelaskan kepada kupangterkini.com Kamis (15/4/21) bahwa, gereja berinisiatif mendirikan posko karena pada saat badai, keadaan di pesisir sudah cukup parah. Pohon mulai bertumbangan serta rumah warga roboh.
“Sehingga kami membuka bangunan gereja yang lama untuk menampung warga yang rumahnya rusak parah,” jelasnya.
Keadaan mulai memburuk pada Sabtu (4/4), sudah ada warga yang mengungsi ke gereja, sebanyak 120 orang. Sehari setelahnya ketika puncak badai, bertambah lagi warga yang datang, sebanyak 256 orang karena rumah mereka sudah roboh.
Setelah itu, pada Selasa (7/4) bertambah lagi warga yang datang untuk berlindung di gereja sebanyak 174 orang. “Jadi, sebanyak 550 orang yang kami tampung di gereja, serta memenuhi kebutuhan makan dan minum mereka,” tambahnya.
Selain terkena angin topoan, warga juga terkena banjir juga rob, akibat gelombang yang naik setinggi satu meter. Banyak rumah serta tempat usaha warga mengalami kerusakan akibat terhembas kena tiupa angin dan tertindih pohon.
Selama di pengungsian, banyak bantuan yang masuk, seperti sembako, obat-obatan, alas tidur serta selimut untuk warga. Selain itu warga jemaat greja ini juga secara spontan membawa bahan makanan untuk diolah untuk makan mereka yang terdampak.
Secara swadaya, rumah yang rusak sudah diperbaiki dan warga kembali dari pengungsian. “Kendati posko kami sudah menutupnya namun tetap masih membagikan bantuan yang ada. Semua warga yang terdampak kami bagikan tidak terkecuali,” tandasnya.
yandry imelson/kupangterkini.com
Komentar