DENPASAR – ‘’Kini ku melihat dan ku merasakan indah rencanaMu’’ itu adalah penggalan bait lagu yang dinyanyikan keluarga besar Wadu, melepas kepergian Nona Sabu itu ke liang lahat. Berjejer di sisi kiri dan kanan memegang peti jenazah sembari melantunkan kidung pujian di tengah kedukaan mereka, Kamis (21/1/21).
Suasana ibadah pelepasan berlangsung khusuk, puluhan orang hadir memenuhi tiga tenda berukuran 3 x 3 meter. Dengan busana serba hitam atau putih mereka mengikuti acara itu hingga selesai.
Ada tangis sesunggukan, saat peti jenazah mau diantar menuju pekuburan. Keluarga masih bersedih dengan peristiwa itu.
Pendeta Ivvone Makatita, STh, ketua majelis jemaat GPIB Maranatha, yang memimpin ibadah pelepasan menyerukan agar semua kedukaan diserahkan kepada Tuhan. Seperti yang tertulis dalam kitab mazmur, serahkan lah semua kekuatiran kepadaNYA.
‘’Mengapa engkau tertekan dan gelisah, serahkan kepada Allah. Secara manusiawi pasti tertekan, dalam hidup ada muncul tantangan kehidupan, air mata dukapun tak luput,’’ katanya.
Kepada keluarga Ivvone berpesan, sebesar apapun masalah janganlah berputus asa atau hilang arah, yakin bahwa setiap masalah dalam kehidupan pasti ada jalan keluargnya.
Mazmur telah menyampaikan pujian saat orang mengalami pergumulan, tertekan, gelisah dan kuatir. ‘’Pentingnya berharap pada Tuhan, satu-satunya harapan hidup. Mengharap pada pertolonganNYA. Tuhan akan menolong keluarga Wadu yang berduka-cita. Kesedihan akan pergi,’’ tambah Ivvone saat berkhotbah.
Ketika memberikan ucapan cuka cita ketua Kolorai Hawu, Felix Diaz mengatakan, ‘’Kami tak bisa berbuat banyak, hidup ini rencana Tuhan. Tuhan sudah berbuat yang terbaik buat keluarga Zet Wadu dengan memanggil pulang anak perempuan satu satunya.’’
Ketua perkumpulan orang Sabu di Bali ini menambahkan, ‘’Kami yakin dan percaya Tuhan akan memberikan penguatan bagi keluarga yang ditinggal. Selamat jalan ke rumah bapa di surga,’’ (Shitri)
Komentar