KUPANG – Kendati sudah memamerkan satu tersangka pembunuhan terhadap Astrid Manafe dan anaknya Lael, namun polisi terkesan masih menutup-nutupi soal keterlibatan tersangka lain dalam kasus yang mengemparkan warga Kupang, NTT itu. Selalu berdalih masih dalam pemeriksaan lanjutan, pihak Polda NTT menolak menjelaskan rinci soal kronologis, penyebab kematian hingga motif pembunuhan yang dilakukan RB alias Randy.
Saat ditanya soal keterlibatan Ira, istri Randy dalam proses penghilangan dua nyawa sekaligus itu justru Kabid Humas Polda NTT Kombespol Rishian Krisna mengelak dengan alasan masih penyelidikan. Termasuk bagaimana caranya Randy bisa menghabiskan nyawa dua orang sekaligus.
‘’Kami masih terus melakukan penyelidikan lanjutan terhadap barang bukti digital berupa handphone dan GPS yang ada di kendaraan tersangka,’’ kata Krisna saat memberi keterangan Senin (6/12/21) Sore di Mapolda NTT.
Sementara fakta – fakta lain yang beredar luas diberbagai media sosial juga ditanggapi serius, termasuk isi chatting whatsapp antara mendiang Astrid dan Ira, isteri Randy saat ini.
Fotokopi transkrip percakapan hingga menjurus pada caci maki dan ancaman kini beredar luas di antara grup keluarga maupun komunitas. Sedikitnya ada delapan halaman transkrip yang diperoleh kupangterkini.com.
“Maka itu, mari kita sama – sama melakukan pembuktian, dengan harapan kita betul – betul bisa menyajikan alat bukti yang memiliki nilai,” ucapnya.
Sehingga, lanjut Krisna, di persidangan nanti memiliki nilai pembuktian yang kuat. “Bukan hanya sekedar informasi yang kemudian justru menyesatkan bahkan menghambat proses dari penyidikan,” tambahnya.
Menurut Krisna, pada dasarnya Polda NTT menerima masukan dan informasi selama datanya valid dan akurat. Karena data tersebut masih akan dijadikan bahan untuk diuji bersama. ‘’Sejak awal penyidik sudah melakukan olah TKP dan memeriksa 25 orang saksi. Alat bukti yang dikumpulkan memperkuat pengakuan RB soal tindakan pembunuhan itu,’’ tandasnya.
Soal proses kematian Astrid dan anaknya, polisi hanya menyebutkan sebelum menemui ajal mendiang mengalami lemas. Dari hasil otopsi ada kondisi mati lemas dan indikasi pembengkakan
‘’Penyidik polisi masih terus secara menyelediki dengan metode scientific crime investigation, bukan hanya berdasarkan katanya atau persepsi ,’’tandasnya.
Berdasarkan keterangan tersangka dan bukti-bukti digital, sebelum mendiang Astrid dan anaknya dikuburkan di daerah Penkase Oeleta, korban dibawa keliling ke beberapa tempat.
‘’Sampai sekarang masih satu orang, masih satu orang yang ditetapkan tersangka. Berdasarkan penyedikan dikaitkan dengan alat bukti yang ada maka sampai saat ini baru satu orang ditentukan tersangka. Kita tidak berhenti di sini, Ini akan terus dilakukan pendalaman, crosscheck terhadap alat bukti dan keterangan tersangka. Proses penyidikan terus berjalan dan mengacu pada fakta hukum dan alat bukti yang ada,’’ rinci Krisna menepis rasa pesimis, soal hasil pemeriksaan polisi.
laporan : yandry imelson
Komentar