OELAMASI – Penyidik Satreskrim Polres Kupang menetapkan lima tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan baru prasarana GOR pada dinas kepemudaan dan olahraga Kabupaten Kupang tahun anggaran 2019. Kelima tersangka tersebut berinisial SL, HD, HPD, JAB serta MK.
Penetapan lima orang tersangka dalam kasus yang merugikan negara sebesar Rp 5.356.646.767,41 tersebut adalah berdasarkan serangkaian tindakan penyidikan yang dilakukan penyidik terhadap 50 orang saksi. Selain itu juga ada empat orang saksi ahli serta penyitaan dokumen yang terkait dalam tindak pidana korupsi tersebut.
Kapolres Kupang, AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata membenarkan adanya penetapan lima orang tersebut sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
“Ya benar, kami sudah tetapkan lima orang tersangka dalam kasus korupsi dalam Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Baru Prasarana GOR pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kupang, sesuai bukti dan petunjuk yang diperoleh,” terangnya.
Masih menurut Kapolres Agung, kasus ini mulai disidik unit Tipikor Satreskrim Polres Kupang sejak bulan April tahun 2023 lalu dan penetapan tersangka dilakukan pada tanggal 3 Mei 2024 lalu. “Sejak 2023 lalu kami sidik kasus ini, per 3 Mei 2024 kami tetapkan tersangkanya ” tambahnya.
Kelima tersangka yang ditetapkan penyidik Satreskrim Polres Kupang tersebut, memiliki peran masing – masing dalam perjalanan pembangunan baru prasarana GOR Kabupaten Kupang yang terletak di Desa Oelnasi Kecamatan Kupang Tengah hingga akhirnya ditemukan kerugian negara mencapai Rp 5.356.646.767,41.
Oleh penyidik, para tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) Subsidair Pasal 3 undang – undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang diubah dengan undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas undang – undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana dengan ancaman hukuman paling singkat empat tahun dan paling lama 20 tahun dengan denda paling sedikit Rp 200.000.000 dan paling banyak Rp 1.000.000.000.
laporan : yandry imelson
Komentar