OELAMASI – Terjadi kebakaran rumah kebun milik petani asal desa Pukdale di lokasi persawahan Kuledoki, Desa Manusak, kabupaten Kupang. Kejadian naas yang merugikan korban puluhan juta tersebut terjadi pada Senin (18/10) sekitar pukul 19.00 Wita.
Informasi kapolsek Kupang Timur, Iptu Viktor Hari Saputra, pemilik korban bernama Frans Tumeluk, 65 warga RT 02/RW 02 desa Pukdale. Adapun Saksi bernama Julius Pellondou, 52 warga desa Manusak serta Eman Falo.
Kronologi kejadian, saksi dua menghubungi saksi pertama dan memberitahukan bahwa rumah kebun milik korban telah terbakar sekitar pukul 19.00 Wita. Setelah mendapat kabar tersebut, saksi pertama langsung menghubungi kapolsek Kupang Timur guna mengabarkan kejadian tersebut.
Mendapat kabar tersebut, kapolsek langsung memerintahkan anggota piket mendatangi TKP. Setelah itu, kepala SPKT II, Bripka Martisebel Bonbalan beserta dua orang anggota piket mendatangi lokasi kejadian.
Sampai di lokasi kejadian, anggota mendapati rumah tersebut telah terbakar ludes. Karena di lokasi pemilik rumah kebun tidak ada, maka anggota meninggalkan lokasi dan berkoordinasi dengan kasat reskrim polres Kupang, AKP Wahyu Agha Setyawan untuk menuju rumah korban di desa Pukdale.
Adapun kejadian kebakaran tersebut diduga masih merupakan rentetan dari kasus penganiayaan yang dialami korban Kamis (16/10) lalu. Sebelumnya, kasus penganiayaan tersebut bersumber dari penyerobotan lahan yang dilakukan oleh aliansi GS. Ketua aliansi tersebut berniat membagikan lahan milik warga yang sudah bersertifikat tersebut kepada warga eks Timor – Timur.
Sementara itu, korban Frans Tumeluk yang ditemui kupangterkini.com di kediamannya Selasa (19/10/21) menjelaskan bahwa, memang pada saat kejadian ia tidak berada di lokasi. “Semalam, kami teman – teman petani sedang rapat bersama, lalu teman di lokasi menelpon dan mengatakan rumah kebun terbakar dan ludes tak bersisa, namun saya tidak kesana karena merasa saya ini sedang diincar,” jelasnya.
Menurutnya, barang – barang yang ada didalam rumah tersebut cukup banyak. “Barang – barang yang ada semua ludes terbakar dan kerugian yang saya alami sekitar Rp 10 juta,” rincinya.
Lanjut Frans, kasus kebakaran rumahnya masih berhubungan dengan kasus pertama saat dirinya ditebas orang tak dikenal pada Kamis (14/10) pada malam hari. “Saat itu, saya diserang saat sedang mandi di rumah yang sedang saya bangun pada lokasi Kuledoki, tebasan itu mengenai bagian punggung saya,” ucapnya.
Ia menduga orang yang menyerangnya ini merupakan warga eks warga Timor – Timur. “Karena mereka ingin mengambil alih lahan kami yang sudah bersertifikat,” tambahnya.
Sementara itu Ferdi Wadu, kerabat korban menambahkan bahwa, satu hari setelag kejadian korban ditebas, mereka berencana mengambil barang – barang korban di persawahan Kuledoki. “Namun saat mengambil barang – barang tersebut kami sempat diserang orang tidak dikenal dengan menggunakan panah,” timpalnya.
Sampai dirumah, ia mengatakan bahwa pada barang bawaan yang berada dalam mobil menancap tiga buah anak panah. “Hal ini juga sudah langsung kami laporkan ke Polsek,” tandasnya.
Selanjutnya, Ferdi berharap ada ketegasan pemerintah terkait warga eks Timor – Timur tersebut. “Bila perlu mereka tidak didaerah itu lagi, karena lahan kami sudah mereka serobot dan meresahkan kami petani,” tandasnya.
laporan : yandry imelson
Komentar