OELAMASI – Para peternak babi di NTT beberapa waktu terakhir dibuat resah dengan kematian mendadak hewan piaraan mereka. Tak terkecuali beberapa wilayah di kabupaten Kupang, ternak babi milik para peternak mati secara mendadak.
Untuk itu, kepala dinas peternakan kabupaten Kupang Alexander O Matte agar waspada serta menerapkan biosecurity terhadap ternak mereka. Selain itu, dirinya juga menghimbau agar dalam waktu dekat masyarakat tidak membeli ternak babi, daging atau olahannya dari wilayah yang belum diketahui status kesehatannya.
“Kalau ada ternak mati, jangan dibuang di tempat terbuka namun dikubur. Jika ada ternak babi yang sakit maka segera laporkan kepada tenaga puskeswan setempat serta harus menjaga kebersihan kandang dan menjaga nutrisi serta memberikan vitamin kepada ternaknya,” ucap Alexander kepada kupangterkini.com Rabu (18/1/23)
Berdasarkan data yang ada, ternak babi yang mati secara mendadak yakni di wilayah kecamatan Kupang Timur, Nekamese, Takari, Kupang Barat dan Semau. “Sesuai data yang masuk, ternak babi yang mati mendadak yakni Nekamese 6 ekor, Kupang Timur 14 ekor, Takari 5 ekor, Kupang Barat 3 serta 1 ekor di Sesmau,” rincinya.
Untuk memastikan penyebab permasalahan diatas, kepala bidang kesehatan hewan, drh Yoseph Paulus menyatakan telah menurunkan tim di lokasi kasus dan telah mengambil sampel darah untuk dilakukan pengujian di laboratorium. “Belum bisa dipastikan ini virus ASF atau Hog Kolera, karena masih pengujian di laboratorium, berdasarkan informasi dari petugas hasilnya akan keluar Jumat nanti dan selanjutnya diinformasikan secara terbuka kepada warga,” tandasnya.
laporan : yandry imelson
Komentar