Kupang – Anggota DPRD kota Kupang mempertanyakan bantuan seng 5000 lembar yang diberikan bank NTT untuk warga terdampak badai seroja melalui pemerintah (6/5) lalu. Pasalnya, Dirut bank NTT menyatakan bahwa tidak pernah memberikan bantuan tersebut.
Jabir Marolla anggota DPRD kota Kupang, menyatakan kepada kupangterkini.com Rabu (16/6/7) bahwa, ia mempertanyakan serta bingung dengan pernyataan dirut bank NTT.
“Mana yang benar, pernyataan Alexander Riwu Kaho bahwa bantuan seng tersebut tidak pernah ada atau keterangan dari pihak bank NTT waktu pansus membenarkan bahwa bantuan tersebut memang ada, ini sebenarnya mana yang benar,” ucapnya.
Sedangkan rilis humas bank NTT bahwa ada bantuan tersebut. “Sebenarnya siapa menipu siapa ini, dia membingungkan masyarakat, saya pribadi lebih mempercayai keterangan pihak bank NTT yang juga dirilis humas mereka dimana bantuan tersebut telah diberikan,” tandas Jabir.
Sementara itu, Yuvensius Tukung menambahkan bahwa, ia memberikan apresiasi kepada bank NTT yang memberikan bantuan kepada masyarakat kota Kupang saat dilanda badai seroja. “Nah saya mempertanyakan kapan pemerintah membantu masyarakat, saya kok melihat pemerintah menunggu bantuan terus dari luar, yang kita ingin kapan pemerintah mempublish ini dari pemerintah sekian miliar, yang menjadi pertanyaan punya hati atau tidak,” jelasnya.
Yuven menyatakan bersyukur ada bank NTT yang membantu. “Saya senang pak wali serahkan bantuan di pulau Kera dan pulau Sabu yang merupakan daerah kabupaten, sebagai walikota dia perhatian masyarakat kabupaten tetapi masyarakat kota Kupang ditelantarkan,” ucapnya.
Perihal polemik adanya perdebatan apakah bank NTT memberikan bantuan seng 5000 lembar (6/5) lalu, ia mengatakan tidak percaya apa yang dikatakan bank NTT di luar. “Sejauh ini DPRD masih berpegang teguh terhadap apa yang disampaikan perwakilan bank NTT melalui forum resmi pansus, ini lembaga terhormat jangan dikibulin,” tegasnya.
Menurutnya, jelas – jelas (6/5) lalu berita tentang bantuan tersebut sudah beredar di media – media online. “Jejak digital tidak bisa dihilangkan, sayang kalau bank NTT membantah, disini berkata lain disana lain lagi,” tambahnya.
Menurut Yuven, bank NTT serta pemerintah berbohong. “Hanya karena 5000 lembar seng, DPRD dipermainkan seperti ini, pesan saya pak Alex harus berani jujur, bicara apa adanya, ini lucu sekali,” tandas Yuven.
laporan : yandry imelson
Komentar