Soal Keterlibatan TNI-AU, Hanya Konflik Internal Gereja Lanud El Tari

Berita Kota6962 Dilihat

KUPANG – Menyusul kabar viral di medsos terkait keterlibatan anggota TNI- AU yang mencekik dan memaki-maki anggota majelis jemaat Lanud El Tari, Penfui, Minggu (21/3/21) pagi, ternyata dibantah ketua majelis gereja itu. Katanya persoalan yang muncul di gereja itu hanyalah konflik internal semata.

Ketua Majelis Jemaat Lanud El Tari, Pdt Ishak Batmalo, S Th kepada kupangterkini.com Sabtu (27/03/21) mengatakan bahwa, sebenarnya semuanya hanya masalah interen antara beberapa majelis dan jemaat. “Pagi sekitar pukul 06.00 Wita ada seorang anggota majelis jemaat yang mengetuk pintu pada saat saya bersiap untuk memimpin ibadah Minggu (21/3) pagi, yang menginformasikan bahwa sudah ada pendeta lain yang akan memimpin kebaktian,”rincinya.

Setelah itu Ishak menuju gedung gereja, ternyata sudah ada pendeta yang akan memimpin kebaktian pagi itu. Sebagai pendeta jemaat Ishak merasa kecewa dengan keadaan tersebut, namun tidak mempermasalahkan.

Lalu berjalan ke depan untuk mengikuti kebaktian seperti biasa. Namun saat ada jemaat melihat hal itu, mereka mulai bertanya-tanya. ‘’Kenapa bukan saya yang memimpin kebaktian, lalu saya menjawab ada pendeta yang akan memimpin. Nah dari sinilah keributan terjadi, karena kebanyakan jemaat tidak menerima hal ini,”jelasnya.

Baca Juga :   Sinode GMIT Harus Bersikap Tegas

Jemaat yang tidak menerima hal ini langsung menuju ke ruangan konsistori dan keributan langsung terjadi. Saat itu pihak Lanud sudah dihubungi dan langsung turun ke lokasi bermaksud untuk menengahi pertikaian yang terjadi.

“Mereka hanya menengahi dan tidak bermaksud untuk melakukan tindak kekerasan. Memang ada yang berpakaian tidak resmi karena masih pagi dan juga mereka langsung tanggap dengan keadaan itu,”ujarnya.

Tidak ada yang namanya mengambil tindakan keras dalam situasi tersebut, hanya menengahi pihak yang bertikai. “Memang foto yang beredar luas di medsos itu ada terlihat anggota mencekik mejelis, namun itu sebenarnya hanya untuk menenangkan situasi, karena ada majelis jemaat yang ditenangkan malah tidak mau sehingga dipaksa untuk duduk dan tenang seperti itu kejadiannya,”jelas Ishak.

Di tempat yang sama, Sekertaris Majelis Sinode GMIT Yusuf Nakmofa menjelaskan bahwa, masalah ini sebenarnya sudah lama karena ada konflik internal. “Dimana ada kubu antara pendeta yang lama (Pdt Ny Apli) dan yang sekarang ini Pdt Ishak Batmalo,”jelas Yusuf.

Baca Juga :   Perangi Covid-19, Walikota Ajak Berpuasa Tujuh Hari

Kejadian ini sebenarnya runtutan masalah yang sudah lama. Bahkan saat itu masalahnya lebih besar dari yang sekarang ini. “Kalau masalah soal tindakan kekerasan anggota TNI – AU yang beredar di medsos itu. Kami pihak sinode siap bertanggung jawab serta menjelaskan dan menyatakan kejadian sebenarnya tidak seperti yang beredar luas di medsos itu,”jelasnya.

Permasalahan ini muncul karena masalah komunikasi internal. “Ini juga bagian dari rekayasa saja, untuk mendiskreditkan TNI-AU, justru mereka pahlawan, karena menengahi pihak-pihak yang bertikai. Sekali lagi kami tegaskan tidak ada kekerasan yang berlebihan,”tegas Nakmofa.

yandry imelson/kupangterkini.com

Komentar