KUPANG – Tingginya gelombang di perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak hanya membuat sejumlah rute pelayaran antar kabupaten dihentikan. Para nelayan di provinsi ini juga memilih berdiam di darat saja. Berhenti melaut untuk sementara waktu menunggu cuaca normal kembali.
‘’Ini sudah satu minggu kami tidak mendapatkan ikan, selain karena hujan disertai angin kencang membuat gelombang sangat tinggi. Kami kesulitan mendapat ikan dengan kondisi cuaca yang buruk ini,’’ kata Jhoe, salah seorang nelayan di Pantai Oeba, Jumat (29/1/21) sore.
Akibatnya para nelayan ini tidak memperoleh penghasilan harian bagi kebutuhan rumah tangga mereka. Tak ada ikan yang bisa ditangkap dalam cuaca yang tidak menentu ini.
‘’Kami para nelayan hanya bisa berharap cuaca kembali bersahabat agar segera bisa melaut dan mendapat ikan demi memenuhi hidup keluarga,’’ jelas Jhoe.
Menurutnya, hanya ada satu atau dua perahu yang nekat turun melaut dengan cuaca yang tidak bersahabat ini. Tangkapan ikan yang didapat tidak banyak. Makanya kami berharap agar laut kembali tenang dan tidak bergelombang tinggi .
Jhoe menambahkan, bila mereka melaut harus mengeluarkan biaya minimal Rp 600 ribu, untuk membeli kebutuhan bensin mesin genset dan keperluan makan minum bersama ABK. Dalam situasi normal, semua biaya itu tertutupi dengan menjual hasil tangkapan. Makanya bila diperkirakan tak dapat hasil mereka enggan melaut. (andi pah)
Komentar