KUPANG – Menanggapi rekaman percakapan terkait isu sara yang viral beredar di media sosial. Ketua DPRD kota kupang, mengadakan klarifikasi kepada media terkait permasalahan tersebut.
Kepada awak media, Minggu (30/5/21) Yeskiel Loudue, Ketua DPRD kota Kupang mengatakan bahwa, hal yang utama dan terutama apa yang terpublikasi di media dalam bentuk foto dan rekaman suaranya itu adalah percakapan bersama media dalam menjawab pertanyaan tentang pendemo. “Yang datang tapi tidak memiliki KTP, identitas yang jelas dan tidak memiliki ijin kepolisian,” jelasnya.
Hal yang sangat disayangkan, rekaman suara itu terkesan diedit oleh orang yang mempunyai indikasi menciptakan suasana menjadi kisruh di kota Kupang ini. “Saya pribadi tidak mempunyai niat melecehkan agama Katolik karena saya, Yeskiel Loudue, adalah bagian dari umat Katolik,” tegasnya.
Perlu juga diketahui bahwa sebagian keluarga Loudue adalah umat katolik, silahkan dicek. “Jadi, saya tidak punya niat untuk melecehkan,” lanjut Yes.
Untuk itu ia mengklarifikasi bahwa apa yang dikatakan adalah khusus untuk identitas enam orang pendemo. “Yang datang berdemo di ruang DPRD untuk menyatakan sikapnya menuntut saya turun dari jabatan DPRD,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut Yes menyatakan secara pribadi menyampaikan permintaan maaf kepada pimpinan umat Katolik. “Mulai dari Uskup, Pastor, para tokoh etnik suku Flores dan segenap umat Katolik, apabila yang telah dipublikasikan oleh seseorang di media sosial adalah kekeliruan,” tandasnya.
laporan : yandry imelson
Komentar