OELAMASI – Di tengah memanasnya isu tuntutan pencairan dana Seroja, muncul fakta baru yang mengejutkan. Dugaan pungutan liar (pungli) menyeruak dalam aksi demonstrasi penerima bantuan stimulan Seroja yang digelar marathon hingga beberapa hari.
Hal ini terkuak ketika seorang perwakilan massa aksi audiensi dengan Bupati Kupang Yosef Lede. Ia mengaku bahwa dirinya bersama warga lain pernah diminta mengumpulkan uang sebesar Rp100.000 oleh Ketua LP2TRI, Hendrikus Djawa.
Dana tersebut, menurut pengakuan warga, dipakai untuk biaya perjalanan Hendrikus ke Jakarta guna memperjuangkan nasib penyintas Seroja.
“Kalau penerima tahap I saya tidak tahu, tapi kami yang tahap II, kami kumpulkan Rp100 ribu. Katanya untuk biaya ke Jakarta pertanyakan kejelasan dana. Percaya atau tidak, silakan tanya masyarakat yang lain,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, warga meminta agar Hendrikus Djawa menjelaskan secara transparan soal data dan fakta yang sebenarnya terkait dana Seroja.
“Kalau memang tahap II sudah tidak ada lagi seperti penjelasan pemerintah, jangan repotkan kami. Kami minta data yang jelas agar masyarakat tidak bingung,” tegas salah seorang warga.
Mereka menilai, sebagai koordinator aksi, Hendrikus semestinya menyampaikan fakta berdasarkan data resmi dari Pemkab Kupang, bukan membawa masyarakat kesana kemari tanpa arah.
Mendengar keluhan warga, Bupati Kupang menegaskan pentingnya kejujuran dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat, khususnya penyintas bencana Seroja. “Saya juga siap bantu, tapi kalau membantu masyarakat itu harus lurus dan jujur. Kalau berjuang dengan jujur, pasti Tuhan kasih jalan,” ucap Yos Lede.
laporan : yandry imelson
Komentar