KUPANG – Guna menurunkan angka stunting (gizi buruk) terhadap anak yang saat ini sangat tinggi, dibutuhkan kerjasama semua pihak. Untuk itu, Gereja Baptis Indonesia juga ikut serta perangi gizi buruk dengan program pendampingan orangtua terhadap tumbuh kembang anak guna di Fatufeto.
Gembala sidang Gereja Baptis Indonesia Kupang, Pdt Edipianus M.Th yang ditemui kupangterkini.com Jumat (24/3/23) menjelaskan bahwa program yang dijalankan bergulir selama 18 bulan. “Pertama, kegiatannya berupa penyuluhan dan pendampingan baik itu pemberian makanan tambahan, pendampingan kesehatan serta pendampingan untuk pertumbuhan ekonomi keluarga,” jelasnya.
Untuk di Fatufeto sendiri berdasarkan data, sebanyak 49 anak mengalami tunting dari sebelumnya berjumlah 64. “Jadi, program ini akan teris berjalan setiap bulan dan kita berharap melalui pendampingan ini, masyarakat di Fatufeto terkhusus anak – anak ini memiliki pertumbuhan yang sehat dan sesuai harapan pemerintah angka stuntingnya bisa menurun,” sambung Pdt Susi Wardani SE, penasehat program pendampingan orangtua terhadap tumbuh kembang anak.
Selain itu, pihak Gereja berharap dengan langkah yang dibuat ini menjadi pemicu untuk Gereja lain turut serta memerangi stunting di NTT. “Kami rindu agar Gereja – Gereja lain bisa bersama – sama untuk menurunkan angka stunting ini, kalau pemerintah kota Kupang menargetkan satu digit angka stunting maka kita rindu untuk mencapainya,” ungkap Pdt. Edi.
Lebih lanjut, Pdt Edi menjelaskan bahwa dana yang digunakan untuk program tersebut berasal dari Gereja serta beberapa orang yang berkomitmen untuk mendukung. “Kami juga berharap bukan hanya di Fatufeto saja program ini berjalan namun juga bisa di daerah lain nantinya,” tandasnya.
Sementara itu Pj Walikota Kupang, Georfe Hadjoh menyatakan bahwa program yang dilaksanakan merupakan implementasi iman dari Gereja Baptis Indonesia dalam memerangi stunting di kota Kupang. “Oleh karena itu, ini menjadi lilin yang bersinar bagi jemaat dan ini pasti akan diikuti juga oleh gereja – gereja yang lain untuk ikut terlibat aktif bersama pemerintah menyelesaikan masalah stunting,” ucapnya.
Untuk itu, George berharap angka stunting di kota Kupang dapat diturunkan. “Kita berharap 2024 ada di satu digit, turun dari sebelumnya, harus,” tegasnya.
laporan : yandry imelson
Komentar