Telanjur Pelindo

Disway1355 Dilihat

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Tol Al Haka

Lbs
Kok gak d sebut siapa yg membangun jalan tol itu Bah? Sensitif ya? Untuk koperasi listrik d Lombok Timur itu (KLP Sinar Rinjani). Syukurlah PLN d bantu pemberontakan rakyat waktu itu berhasil mengkudetanya.
Koperasi dg segala macam bntuk dan usahanya memang tidak cocok dg tipikal rakyat Indonesia. Yg egois, tidak jujur, gemar KKN dan sejenisnya. Yg membuat koperasi hanya jd lahan mengeruk keuntungan sendiri bahkan jadi arena tipu2…

Fadil Wira Dwi B.
Tol Bakauheni – Palembang itu memang sangat membantu sekali. Saya merasakannya. Itu tol pelewatan sy saat mudik ke kampung istri di Prabumulih Sumsel. Cuma ya itu… benar kata Abah, kenikmatan itu akan menuntut kenikmatan yg baru lagi, heheh.. Ada pertanyaan yg mengganjal saya terkait tuntutan kenikmatan itu. Seperti diketahui bahwa sebelum tol Bakauheni – Palembang jadi, sdh ada terlebih dulu tol Indralaya – Palembang. Pertanyaan sy, mengapa di penghujung tol Bakauheni – Palembang tidak disambung saja melalui tol Indralaya dulu baru ke Palembang, tapi kok langsung ke Palembang? Conecting-nya justru dr Palembang dulu baru ke Indralaya. Ini tentu “menyulitkan” kami yang dgn tujuan ke Prabumulih. Kami harus ke Palembang dulu baru ke Indralaya baru lanjut ke jalur non tol ke Prabumulih. Seandainya tol itu nyambungnya ke Indralaya dulu baru ke Palembang, tentu kami bisa keluar di tol Indralaya tidak perlu ke Palembang dulu…

Amat
Setuja. Jalan banyak berlubang ya disyukuri. Syukur jalannya udah aspal, walau berlubang. Ada lo jalannya yang masih berupa tanah yang kalau musim hujan jadi pulau lumpur. Di Kalimantan. Jalan bergelombang ada enak, serasa digoyang sambil jalan Edi Siswanto
untungnya sekarang gerbang tol non tunai. tanpa petugas dan tanpa kursi di dalam gerbang tol. Aman. Alhamdulillah. heheheheeeee….

Fathan IB
Buah Nangka Buah Cempedak Sangatlah enak rasanya Walaupun rumah hanya lah petak Sangatlah Bahagia karena bersama yayang 5i nya

Baca Juga :  Bayar Berapa

Mirza Mirwan
Buah Nangka Buah Cempedak Sangatlah enak rasanya Walaupun rumah hanya lah petak Sangatlah Bahagia karena bersama yayang 5i nya
Saya punya pengalaman lucu di Lampung dan Sumatra Selatan. Kejadiannya sudah 42-an tahun silam. Di Lampung saya mengunjungi teman yang, waktu itu, rumahnya tak jauh dari Gubernuran. Di pekarangannya ada pohon nangka. Saat itu teman saya mengantarkan adiknya berbelanja ke pasar. Bapaknya memetik nangka yang masak di pohon. Ibunya menghidangkan nangka yang sudah dipotong-potong di meja. Tetapi bersamanya ada kelapa parut di cawan. Saya dipersilahkan untuk mencicipi. Meski merasa aneh, saya coba mengambil nangka dan menutulkannya di parutan kelapa. Olala….demi melihat itu, teman saya yang baru pulang dari pasar tertawa ngakak. “Enak, Bung?” “Manis,” kata saya. Sambil tertawa teman saya bilang bahwa parutan kelapa bukan untuk ditutul, melainkan untuk membasahi jari agar tidak lengket. Siwalan! Di Sumatra Selatan saya naik angkutan umum yang kaca jendelanya berbingkai kayu, dari Martapura ke Kayuagung. Jalannya banyak berlobang. Di tengah jalan salah satu ban kempes. Ganti ban cadangan. Jalan lagi, sebentar kemudian kempes lagi. Tak ada tukang tambal di sekitar situ. Terpaksa keneknya naik kendaraan lain untuk menambahkan ban. Hanya satu pula, bukan dua sekalian. Hampir satu jam kemudian baru kembali. Setelah berjalan , lagi-lagi ada ban yang kempes. Apa boleh buat, meski belum sepertiga jarak Martapura-Kayuagung, saya pilih naik kendaraan lain. Alhamdulillah, selamat tanpa kempes ban. Ketika naik kereta api dari Palembang — stasiun Kertapati, ingat saya — ke Lubuklinggau, kereta sering berhenti di tengah jalan. Bukan di stasiun. Ketika berhenti di tengah hutan para penumpang yang seumuran saya pada berloncatan turun. Rupanya di hutan itu banyak pohon durian. Mereka melihat banyak buah durian yang jatuh. Mereka bukannya membawa duriannya ke kereta, tetapi makan di tempat. Bahkan saat kereta mulai berjalan ada yang masih asyik makan. Ternyata meskipun tertinggal kereta belasan meter mereka masih bisa mengejar. Ingat saya keretanya masih menggunakan bangku kayu.

Baca Juga :  Pelawak Presiden

Sadewa
Macet di toll memang sesuatu yg “ngregesi”. Tetapi Pengelola jalan toll punya persepsi yg berbeda. Pernah suatu ketika saya kejebak macet di toll, Saya telephone temen yg kerja di Jasamarga. Saya : Bro, gemana nih, gw udah kejebak macet di toll, udah kayak parkir 3 jam gak gerak. Tolonglah dibantu ! Temen Saya : Sabar bro sabar, lu tadi bayar berapa pas masuk toll ? Saya : Gw bayar Rp10.000, emang kenapa bro ?
Temen saya : Iyà makanya sabar bro, Bayar 10 Ribu, parkir 3 jam di toll itu udah murah, coba kalau lu parkir di Mall, 3 jam udah kena 15 Ribu tuh….wkkwkw (sambil tertawa di ujung tlp) Saya : Semprul lu bro….wkwkw (sambil tutup telephone)
Di tempat saya dulu ada Resto Soto Kudus, Kasih promo “yg sedang hamil, gratis”. Terus ada pelanggan yg bawa istrinya 4, empat-empatnya lagi hamil, makan sepuasnya Gratis. Lama-lama Resto tekor, promonya diganti “yg bawa selingkuhan gratis” setelah itu gak ada yg berani makan gratis lagi.

Rawa Laut
Senamnya bagus. Kombinasi low impact cardio dan dansa. Untuk orang seusia Abah, ini senam yang cocok. Tidak terlalu berat ke jantung, melatih keseimbangan, dan melatih koordinasi gerakan tangan dan kaki bergantian. Ada gerakan agak sedikit meloncat yang memadatkan tulang. Variasi gerakan kaki dan tangan ini juga secara langsung melatih otak, karena peserta senamnya harus menyesuaikan lagu dan gerakan. Ini berbeda dengan olahraga jalan kaki yang cenderung monoton, kadang membosankan. Ada musik pengiring
yang membawa kegembiraan, dan akan lebih baik jika senam ini juga diiringi senyuman. Tidak heran Abah menekuni senam ini bertahun tahun setiap paginya. Setelah senam yang gembira dan berkeringat, peserta diharapkan akan memiliki mood yang baik, minimal selama beberapa jam kedepannya gito abipraya di Bojonegoro sudah lebih dari 3 tahun pupuk sp36 dan ZA tdk pernah kami terima. Anehnya, kalau ada yang mau produksi sp36 ijinya ruwet poooooolllll

Baca Juga :  Tambang Franklin

Alja Yusnadi
Berulangkali saya melihat vidio itu, saya harap itu benar-benar Abah DI… Bukan apa-apa, goyangannya itu, lho, tidak alang-kepalang meliuknya…Sungguh, pasca melihat vidio Abah, saya berkeinginan untuk mencoba senam yang mirip-mirip ngedance itu….Tetap sehat Abah DI, terus menginspirasi….

Aryo Mbediun
Beli satu dapat satu Beli dua dapat dua Hari jum’at gratis Tapi kami tutup #bukan pantun
Leong Putu Ini bukan permen tapi bakso. . . . Ini bukan komen, tapi pidato.. wkwkwkwk Kaboooo or….

Sin
“Anda sudah tahu siapa yang membangun” “Lho emangnya siapa yang mbangun sih, pakdhe Joko? PakBeye? “Ngawur..yang mbangun itu yo tukang..”

CuNur Yani
Fungsi jalan toll : 1) konektivitas antar wilayah, 2) mempermudah distribusi komoditas, 3) membuka lapangan kerja, 4) membuka peluang usaha, 5) makin terbukanya perjodohan antar suku. Yang nomor 5 inilah yang paling diharapkan jadi perekat NKRI hehehe…

Teguh Wibowo
Andaikan di sisi kanan & kiri jalan tol jg dibangun tol khusus sepeda motor pasti manfaat yg dirasakan lebih merata. Biar tol tidak hanya dinikmati pengguna roda empat saja.
suharyanto 1269 Al Haka kli ini sangat mewakili suasana hati… Saya masih di perjalanan pasca nganter anak kuliah di Malang lewat darat dari Riau. Terbayar sudah suka duka pulang lebaran tempo doeloe lewat jalan keriting dari Sumatera plus pantura berhari-hari sangat melelahkan, tapi kini tepatnya kemarin sore, perjalanan antar propinsi Jatim – Jateng – Jabar – DKI – Banten – Lampung kek cling numpang lewat saja… 90 km/jam berjam-jam sampai pegel nginjak gas Mumpung yang handle tol Sumatera temen sekelas dulu, numpang tanya
kapan Pekanbaru Palembang jadi tol nya ? Karena Jambi Palembang minta ampun keriting nya jalan, jadisedih lagi kek pantura tempo hari… Awal 2024 smoga rencana HK terealisasi… Aamiin

Komentar