DENPASAR – Pemrakarsa Indotrader Academy, komunitas trading di Bali, Anak Agung Gede Mahendra mengatakan awal pertemuan dengan Samuel Luan dan anaknya, ada kesepakatan saling pengertiian dan membantu dalam membuat strategi planning trading tiga mingguan. Namun belakangan justru dipolisikan dengan tuduhan telah melakukan penipuan.
“Pada 9 Juli 2020 Samuel dan anaknya, Nobel datang ke Villa Kayu Mas, Kerobokan dan meminta saya suatu saat membimbing putranya agar bisa trading mandiri,” jelas Mahendra, Rabu (3/2/21).
Menurutnya, semula Evi, salah seorang trader, mangajak untuk bertemu dengan Samuel Luan dan Nobel. Akhirnya, kata Mahendra, dia turut memberikan masukan dalam membuat trading plan tiga mingguan.
Setelah ada kerjasama antara Mahendra, Evi dan Samuel, berturut-turut tanggal 21 Juli 2020 hingga 25 Juli 2020, Samuel mendapatkan keuntungan lebih dari US$ 100.000 atau kira-kira Rp.1,4 M.
‘’Kemudian Samuel mengundang saya datang ke kantornya 29 Juli 2020. Saat iitu ada kesepakatan bahwa saya berkewajiban menuntun dan mendampingi Nobel hingga bisa trading sendiri,” ucap Mahendra.
Samuel kemudian mentransfer uang sebanyak Rp. 45 juta, ke Mahendra sebagai kompensasi mendampingi anaknya. “Kemudian saya melakukan pendampingan langsung selama empat kali, selanjutnya melalui Zoom dan WA Group yang khusus dibuat untuk itu. Untuk mengetahui karakter Nobel saya melibatkan psikolog dan Agus Ega yang berpendidikan finance.
Awalnya Nobel saya tuntun dalam trading simulasi dengan Virtual Account sebesar US$ 100.000,- (latihan trading dengan menggunakan uang tidak sungguhan). Setelah dianggap bisa, selanjutnya Nobel melakukan trading sungguhan dengan modal US$ 10.000,” sambungnya.
Setelah hampir tiga bulan didampingi, akhirnya tanggal 26 Nopember 2020 Nobel berhasil melakukan Withdrawall (mengambil keuntungan). “Dengan demikian kewajiban saya mendampingi Nobel sudah selesai,” ungkapnya.
Agung Mahendra menegaskan apa yang dia sampaikan dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti-bukti yang cukup. Soal pencatutan nama seorang dosen yang jadi polemik? Agung Mahendra dengan senyum mengatakan, bahwa dalam komunitas
Indotraderacademy memang ada anggota bergelar Doktor dan Ph.D yang keduanya Dosen di Universitas Indonesia, dan Master maupun sarjana-sarjana dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda.
“Fakta ini membuktikan bahwa Indotraderacademy bukanlah Pendidikan Tinggi atau sekolah dan certificate of traning yang dikeluarkan bukanlah Ijazah atau tanda tamat belajar sekolah. Sebab tidak mungkin seorang Doktor dan Ph.D dengan gelar akademis tertinggi, bersekolah di sebuah Villa, ” tandasnya.
Terkait tuduhan bahwa Indotraderacademy adalah Perguruan Tinggi, dia tegas mengatakan hanya sebuah komunitas. Pembiayaan aktivitas Indotraderacademy, didapatkan dari kontribusi para anggota sesuai kerelaan dan tidak sedikit yang tidak ikut berkontribusi, tetapi mempunyai hak yang sama.
Dana kontribusi digunakan untuk menyewa tempat, membeli peralatan, biaya makan setiap pertemuan, biaya outbound seperti rafting, kemping dan tirta yatra.
Agung menegaskan bahwa masalah dirinya dengan pelapor Nobel adalah masalah pribadi dan tidak ada hubungan dengan Indotraderacademy, karena Nobel tidak terdaftar sebagai anggota Indotraderacademy. (yan imelson)
Komentar