KUPANG – Duka yang mendalam keluarga besar atas meninggalnya almarhumah Astrid bersama anaknya Lael. Kehilangan orang yang dicintai dan disayangi ini dianggap mimpi paling buruk dalam hidup keluarga yang ditinggalkan.
Sepupu kandung almarhumah, Yoland Ndaumanu bersama dengan Novi Saduk, menceritakan kepada kupangterkini.com Kamis (9/12/21) kisah singkat almarhumah semasa hidup. “Almarhumah bersekolah di SD Inpres Oesapa kecil, kemudian pada kelas lima pindah ke SD Inpres Olalain, Rote Tengah, lanjut SMP negri 1 Olalain, SMA negri 1 Lobalain Ba’a, mengikuti ayahanda yang bertugas disana dan berkuliah di politeknik negri jurusan teknik sipil,” ringkasnya.
Selanjutnya, Yolan dan Novi mengatakan bahwa Ate ditengah keluarga sangat peduli dan perhatian. “Namun dia pribadi yang tertutup soal masalah pribadinya, dia tidak pernah menunjukkan kalau dia punya maalah, selalu terlihat senang tetapi banyak hal yang disembunyikan, selain itu wataknya juga keras,” kenang keduanya.
Kedua sepupu Astrid tersebut juga menceritakan betapa mereka sangat dekat dengan almarhumah karena hampir seumuran. “Dibanding saudara yang lain kami sering jalan – jalan bersama ke pantai, karena Ate sangat menyukai pantai, atau hanya sekedar nongkrong bersama, dia anaknya tidak sembarangan keluar dengan seseorang hanya orang – orang tertentu saja,” ucap Yoland.
Yoland juga mengisahkan bagaimana perjuangan almarhumah saat mengandung Lael sang buah hati tersayang. “Perjuangan kak Astrid untuk Lael sangat luar biasa, dari awal hamil dia tetap bekerja pada sebuah konsultan walaupun pada awal kehamilan dia sering merasa kesakitan,” ungkapnya.
Walaupun dia kesakitan, lanjut Yoland, dia tetap melawan itu semua, bahkan Astrid juga mempunyai usaha sampingan dengan berjualan secara online. “Seiring berjalannya waktu, dia berhenti bekerja di perusahaan konsultan tersebut dan hanya berjualan makanan secara online yang semuanya ia katakan demi Lael,” tambahnya.
Apapun yang Astrid lakukan ia katakan demi Lael sang buah hati. “Berjalannya waktu, kandungannya sudah usia kehamilannya memasuki sembilan bulan, namun ia tetap berjualan bahkan tiga hari sebelum bersalin Ate masih mengantar pesanan walaupun menahan kesakitan,” lanjut Yoland.
Selanjutnya, dua hari sebelum lahiran, Astrid masih meminta tolong untuk mengantarnya ke studio foto untuk kenang – kenangan. “Tanggal 21 Oktober 2020 dia datang kerumah di jalan Nangka dan meminta untuk menemaninya ke rumah sakit karena sudah kesakitan sekali,” ucapnya mengisahkan perjuangan Astrid.
Sampai di rumah sakit, karena sangat kesakitan, Astrid sempat meminta untuk dilakukan operasi saja karena takut melahirkan normal. “Namun beberapa menit kemudian dia memilih melahirkan dengan normal dengan pertimbangan kalau operasi pemulihannya lama, sedangkan ia harus bekerja lagi sehingga memutuskan untuk melahirkan secara normal,” lanjutnya lagi.
Setelah berjuang menahan semua sakit yang dialaminya, tepat pukul 22.10 Wita, bayi mungil dan tampan bernama Lael dilahirkan ke dunia. “Terima kasih Tuhan beta sangat bahagia,” ucap Yoland menirukan perkataan Astrid.
Kehadiran Lael adalah sebuah berkah dan segalanya bagi Astrid yang sangat menyayanginya lebih dari apapun. “Astrid selalu bilang kalau Lael sudah berumur empat tahun kita semua wajib berbicara memakai bahasa inggris dengan Lael,” ucap Yoland.
Astrid selalu mendidik Lael dengan cara yang berbeda dan penuh kasih sayang. “Dia tidak mau mendengarkan Lael lagu – lagu dari handphone tapi selalu Astrid katakan dia masih bisa menyanyikan lagu untuk Lael,” kenangnya lagi.
Lanjut Yoland, Astrid juga katakan bahwa mendidik anak laki – laki tidaklah gampang. “Dia akan mendidik Lael kalau besar nanti Lael harus menjadi anak laki – laki yang bertanggung jawab dan tau menghargai serta menghormati wanita,” ucapnya sedih.
Selanjutnya, ia katakan bahwa setelah mendengar almarhumah dan Lael menghilang, mereka sangat kaget. “Kemudian setelah adanya pemberitaan di media bahwa ditemukan anak dan ibu tewas dibunuh dan dikubur di Penkase Oeleta kami syok dan berharap itu bukan Astrid dan Lael,” tambahnya.
Saat itu, menurut Yoland mereka berusaha diam dan hanya memberitahukan kabar tersebut kepada kakak kandung Astrid. “Ibu Astrid belum kami beritahukan karena takud beliau kaget dan terjadi apa – apa karena umurnya sudah tua,” jelasnya.
Selanjutnya, ketika hasil DNA keluar dan menyatakan itu Adalah Astrid dan Lael, keluarga sangat kaget. “Kami syok, tidak karuan, kehilangan arah tidak menyangka tapi hasil DNA positif menyatakan mereka berdua saudara kami,” terangnya.
Selanjutnya, saat ditanyakan apakah sudah punya firasat sebelum Randy mengaku sebagai tersangka pembunuhan saudaranya ia katakan sudah mempunyai firasat tersebut. “Sebelum menyerahkan diri kami keluarga sudah punya firasat RB pelakunya dan bukan hanya satu orang melainkan lebih dari itu, karena tidak mungkin dia lakukan sendiri, ada oknum lain yang diaembunyikan,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa keluarga besar berharap semua pelaku segera ditangkap dan dihukum mati. “Kami keluarga besar manafe berharap semua pelaku segera ditangkap dan dihukum mati,” ucapnya.
Terakhir, Yoland mengatakan bahwa mereka sangat – sangat kehilangan yang mendalam. “Kami sangat merindukan Astrid dan Lael, berharap ini mimpi, mimpi terburuk dalam hidup, kami sangat kehilangan, sangat sakit, kami berduka, kami berharap keadilan di negri ini ditegakkan khususnya di Kupang, NTT,” tandasnya berurai air mata.
laporan : yandry imelson
Komentar