ATAMBUA – Upaya penyelundupan kayu Cendana dari negara tetangga Timor Leste berhasil digagalkan TNI satgas Pamtas RI – RDTL. Upaya penyelundupan enam karung kayu Cendana tersebut berhasil digagalkan setelah satuan tugas intelijen melaksanakan wawancara maupun elistasi terhadap masyarakat di sekitar pos Motaain.
Informasi Pensatgas kepada kupangterkini.com Jumat (3/12/21) kejadian tersebut terjadi pada Kamis (2/12). Satgas bantuan intelijen yang setelah melakukan wawancara danelistasi terhadap warga di Motaain, selanjutnya berkoordinasi dengan Pasi intel serta Dankipam I satgas Pamtas Yonif 743 SYB.
Dengan adanya koordinasi tersebut, Pasi Intel Satgas langsung melaporkan kepada Dansatgas Pamtas RI – RDTL, Letkol Infantri Andi Lulianto yang langsung memerintahkan melakukan penindakan dengan cara ambush (penyergapan).
Saat dinihari sekitar pukul 03.30 Wita, tim ambush yang dipimpin Pasi Intel satgas serta Dantim satgas bantuan bersama anggota pos PLB Motaain menemukan dua orang yang menggunakan perahu motor bergerak dari arah Timor Leste menuju hutan bakau wilayah Indonesia. Setelah melakukan penyergapan, dua orang tak dikenal tersebut melarikan diri dengan cara meloncat kedalam laut dan meninggalkan barang bukti berupa enam karung kayu Cendana yang saat ini diamankan di Kotis satgas Pamtas RI – RDTL.
Sementara itu, Letkol Infantri Andi Lulianto Dansatgas Pamtas RI – RDTL menyatakan bahwa pihaknya tidak akan kalah dengan sindikat diwilayah perbatasan. “Satu – persatu kejahatan yang terjadi diwilayah tersebut akan kami tangkap dan proses sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Ia juga menyatakan bahwa, akan terus memberantas segala bentuk kejahatan khususnya kasus penyelundupan. “Yang pasti kami akan menyiapkan pengamanan yang lebih ketat lagi,” ucapnya.
Selanjutnya, Andi juga menegaskan bahwa akan mengintensifkan patroli diwilayah yang disinyalir merupakan wilayah penyelundupan. “Saat ini, Pamtas RI – RDTL terus menajamkan fungsi pos – pos yang berada di wilayah perbatasan untuk pemberantasan kegiatan penyelundupan,” pungkasnya.
laporan : yandry imelson
Komentar